Mohon tunggu...
Irma Princess
Irma Princess Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Impor Jagung Demi Pakan Ternak

5 November 2018   16:32 Diperbarui: 5 November 2018   16:38 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jagung. Sumber: cnnindonesia.com

Setelah membangga-banggakan ekspor jagung, kini Kementerian Pertanian (Kementan) malah mengungkapkan bahwa mereka Akan mengimpor jagung sampai 100 ribu ton hingga akhir tahun ini.

Tanya kenapa?

Ekspor jagung harusnya dilakukan di saat kondisi kebutuhan jagung dalam negeri mencukupi, atau bahkan berlebih. Kesan itupula yang timbul beberapa waktu lalu saat Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman melepas ekspor jagung ke Filipina.

Pake doa (meme dok. Pribadi)
Pake doa (meme dok. Pribadi)
Tapi kesan itu langsung sirna ketika kemarin pemerintah mengatakan akan mengimpor jagung. Karena apalagi alasan untuk impor, kalau bukan stok kita kurang?

Keputusan impor itu diambil dalam rapat koordinasi (rakor) terbatas yang dilakukan di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, pekan kemarin. sejumlah menteri yang hadir dalam rakor ini adalah Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Menteri Pertanian Amran Sulaiman dan Menteri BUMN Rini Soemarno. Selain itu hadir juga Direktur Utama Perusahaan Umum Bulog Budi Waseso, dan Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementerian Pertanian, I Ketut Diarmita mengatakan, keputusan impor jagung tersebut sudah disepakati oleh beberapa kementerian terkait. Mengenai skemanya nanti akan diserahkan melalui Perum Bulog.

Hasil impor jagung ini dilakukan untuk menjaga kebutuhan para peternak mandiri.

keputusan impor jagung ini juga sebagai pertimbangan atas harga jagung yang saat ini kian melambung. Akibatnya sejumlah peternak pun banyak yang merasakan keberatan.

Harga jagung yang mencapai harga Rp 5.300 per kilogram (kg) menjadi indikasi minimnya ketersediaan. Sementara, kebutuhan jagung untuk bahan pakan ternak sangatlah tinggi, mencapai 780 ribu ton per bulan.

Kalau memang ujung-ujungnya harus impor lagi, ngapain Mentan kemarin ekspor jagung? Aneh kan. Harusnya jagung ekspor itu, diutamakan untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri. Jadi kita tidak usah impor. Lagian kok senengannya impor? Nanti Presiden Jokowi lagi yang disalahkan, dituduh doyan impor. 

Sumber: Liputan6.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun