Mohon tunggu...
irmanda nyoman
irmanda nyoman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wanita bagi Indonesia Lebih Baik

Menyampaikan aspirasi dan gagasan demi kebaikan setiap wanita dan kaum marjinal

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Ironis, Perempuan Lebih Berdaya di Masa Pandemi, tapi Paling Sedikit Dapat Bantuan Pemerintah

4 September 2021   14:25 Diperbarui: 4 September 2021   14:25 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto: pexels.com

Perempuan sesungguhnya memiliki potensi yang sama untuk mengembangkan diri. Mereka mempunyai kemampuan dan ketahanan yang kuat. Namun, budaya patriarki juga mindset para perempuan sendiri kerap menjadi hambatan.

Bahkan, laporan terbaru Forum Ekonomi Dunia (WEF) memperkirakan bahwa kesetaraan gender secara global baru bisa tercapai dalam waktu 136 tahun kedepan. 

Dalam laporan berjudul Global Gender Gap Report 2021, estimasi waktu tersebut meningkat 36 tahun dibanding perkiraan tahun lalu, yakni satu abad atau 100 tahun. Laporan ini mengukur empat faktor, yaitu partisipasi dan kesempatan ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan politik.

Berdasarkan data WEF, kesenjangan di sisi pemberdayaan politik telah melebar cukup besar tahun ini bila dibandingkan dengan laporan tahun 2020 lalu. Di sisi lain, partisipasi ekonomi mengalami sedikit perbaikan. 

Direktur Pelaksana WEF Saadia Zahidi berharap laporan yang telah disusun itu bisa menjadi panggilan bagi para pembuat kebijakan agar membuat kesetaraan gender sebagai tujuan utama dari kebijakan serta praktik yang mendukung proses pemulihan pasca pandemi, demi kepentingan ekonomi dan masyarakat global.

Terlebih lagi, WEF memperkirakan bahwa kesetaraan gender di bidang ekonomi baru bisa tercapai dalam waktu 268 tahun. Sayangnya, perkiraan ini belum mengukur dampak pandemi secara komprehensif yang bisa jadi membuat situasi lebih buruk.

Kemajuan untuk menciptakan kesetaraan gender, kata Zahidi, terhenti di beberapa ekonomi dan industri besar, lantaran sebagian perempuan lebih banyak bekerja di sektor-sektor yang terdampak pandemi lebih besar. Apalagi, menurutnya perempuan juga mengalami tekanan untuk melakukan pekerjaan rumah.

Meski ada pertumbuhan proporsi perempuan yang berada di lingkungan profesional, WEF menilai kesenjangan pendapatan dan jumlah perempuan di tataran manajerial masih menjadi masalah. 

Lebih banyak perempuan kehilangan pekerjaan di posisi yang lebih tinggi dibandingkan laki-laki selama masa pandemi. Tak hanya itu, umumnya perempuan lebih lambat mendapatkan pekerjaan kembali dibandingkan laki-laki apabila perekonomian kembali pulih. 

Ketika sekolah dan fasilitas lain tutup, perempuan memiliki peran lebih besar untuk merawat anak, melakukan pekerjaan rumah, hingga merawat orang tua mereka. Hal itu dinilai meningkatkan stres sekaligus mengurangi produktivitas perempuan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun