Mohon tunggu...
irmanda nyoman
irmanda nyoman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wanita bagi Indonesia Lebih Baik

Menyampaikan aspirasi dan gagasan demi kebaikan setiap wanita dan kaum marjinal

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Apa Itu Politik Dinasti dan Dampaknya bagi Pengelolaan Negara Kita?

26 Agustus 2021   12:00 Diperbarui: 26 Agustus 2021   12:06 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto: tempo.co

Politik dinasti - sebuah istilah yang mungkin sering kita dengar berseliweran dari mulut para pengamat politik maupun di obrolan warung kopi. Tak hanya di Indonesia, politik dinasti adalah fenomena nyata yang ada di pemerintahan berbagai negara. Sudahkah kita benar-benar paham dengan makna kehadirannya dalam sebuah negara?

Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia mendefinisikan politik dinasti sebagai  sebuah kekuasaan politik  yang dijalankan oleh sekelompok orang yang masih terkait dalam hubungan keluarga. Asal-usul lahirnya dinasti politik berasal dari era kerajaan di masa lalu, ketika secara tradisi tahta tertinggi  diwariskan secara turun-temurun dari ayah kepada anak, raja ke putra mahkota. 

Nusantara, dengan tradisi sejarah kerajaan dan kesultanan, tidaklah asing dengan konsep ini. Namun, politik dinasti mulai terbangun citra negatifnya di masa Orde Baru, ketika sistem 'kroni' bertumbuh subur di mana hanya orang-orang di lingkaran terdekat penguasa tertinggi kala itu yang mendapatkan jabatan maupun privilese tertentu. Hal ini diperparah dengan sistem politik yang masih sangat tertutup dan komunikasi yang otoritatif.

Kita dapat bersyukur, hidup di era reformasi kini, warga negara memiliki opsi-opsi dalam menentukan pemimpinnya. Di berbagai daerah, kita melihat keragaman antara kandidat pemimpin yang independen, berlatar profesional/kepakaran tertentu, maupun yang berasal dari 'dinasti' keluarga berpengaruh di sana. Jadi, dinasti politik tidaklah ditinggalkan sepenuhnya di Indonesia, namun masyarakat memilih dan memilah yang terbaik karyanya. 

Ada sejumlah alasan mengapa politik dinasti masih ada sebagai salah satu opsi dalam kehidupan di alam demokrasi Indonesia saat ini:

  • Familiar

Keluarga yang memiliki dinasti politik umumnya sudah lama berkiprah dalam masyarakatnya, turun-temurun - sehingga ia menjadi figur yang familiar bagi masyarakat. Mungkin seorang figur bisa dicoblos seorang pemilih pemula, karena ia mendengar orang tuanya dahulu memilih orang tua dari figur tersebut di masa lalu.

Jika ia mendengar testimoni positif atas kinerja dinasti sebelumnya, bisa jadi ia akan terdorong untuk memilih sang penerus menjadi pemimpin. Salah satu contohnya adalah Edhie Baskoro Yudhoyono, putra bungsu mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yang juga terpilih menjadi wakil rakyat di DPR selama dua periode.

  • Modal Politik

Harus diakui, menjadi pemimpin yang handal di bangsa sedinamis Indonesia, dibutuhkan modal politik yang tidak kecil dan mental yang sudah disiapkan sejak usia dini. Hal ini sangat mungkin telah dimiliki seseorang yang lahir di tengah lingkaran keluarga politisi senior. Nilai-nilai itu terinternalisasi dalam dirinya, observasi sejak usia dini sudah terjadi, dan ia mendapatkan pandangan langsung mengenai proses pengambilan keputusan dan dinamika politik dalam keluarganya. 

Sebuah pengalaman unik yang mungkin jarang dimiliki kandidat independen. Contohnya saja, sosok Puan Maharani yang kita tahu telah mengikuti berbagai lawatan politik ibunya, Megawati, sejak remaja. Ia juga mengamati dari dekat berbagai dinamika yang terjadi di partai dan bagaimana keputusan besar diambil kala itu.

  • Rekam Jejak

Keluarga memang memiliki nilai penting di kultur Asia seperti Indonesia. Tak terkecuali seseorang dari dinasti politik, yang sadar betul bahwa ketika ia turut menjejakkan kaki di panggung politik, ada nama besar keluarga yang harus ia jaga dan warisan kebaikan yang harus diteruskan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun