Mohon tunggu...
Irma Khalid
Irma Khalid Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selanjutnya

Tutup

Money

Fokus Ekspor Pisang dan Kopi ke Jepang

6 Februari 2019   21:10 Diperbarui: 6 Februari 2019   21:13 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Urusan jagung di negara ini seperti menyedot habis tenaga semua pemangku kepentingan. Itu terjadi karena di satu sisi Kementerian Pertanian (Kementan) mengatakan bahwa kebutuhan jagung nasional sudah tercukupi. Bahkan kita sudah mengekspor. 

Tapi di sisi lain, Kementan sendiri yang mengajukan impor jagung untuk peternak, beberapa waktu lalu.

Tata niaga dan produksi jagung yang seolah silang sengkarut ini seharusnya tidak perlu terjadi. Karena bila memang ada kelebihan produksi, jagung seharusnya tidak usah diekspor. Melainkan dibeli oleh Badan Urusan Logistik (Bulog) dan disimpan atau didistribusikan ke wilayah yang deficit. Sehingga kita tidak perlu lagi impor untuk memenuhi kebutuhan bahan pakan peternak.

Ketimbang ribut dan berpolemik di seputar ekspor jagung, sebenarnya Kementerian Pertanian (Kementan) punya peluang lain yang bisa dikapitalisasi. Yaitu ekspor jagung dan kopi ke Jepang.

Karena Indonesia berpotensi besar untuk meningkatkan ekspor ke Jepang. Salah satunya produk buah-buahan seperti pisang. Tiap tahunnya, Jepang mengimpor pisang dan kopi dari negara lain. Sayangnya, yang berasal dari Indonesia jumlahnya masih sangat kecil.

Selama ini Jepang impor pisang 1 juta ton dari Filipina, sisanya Amerika Latin. Sedangkan dari Indonesia hanya 3.000 ton per tahun. Kekayaan jenis kopi dari Indonesia juga seharusnya merajai pasar Jepang. Karena selama ini, produk kopi yang mendominasi Jepang berasal dari Vietnam. 

Sumber

Di luar itu, sebetulnya masih ada satu lagi produk buah Indonesia yang punya kans potensial, yaitu nanas. Legitnya nanas madu dari Subang, harusnya bisa menggoda lidah masyarakat negeri matahari terbit itu. Tapi sayangnya, sejauh ini nanas asal Indonesia belum banyak memenuhi standar yang ditetapkan Negeri Sakura.

Nanas Indonesia berukuran besar, sedangkan Jepang membutuhkan yang berukuran 800 gram agar bisa masuk supaya sesuai dengan pabrik yang memprosesnya.

Berangkat dari beberapa potensi tadi, harusnya Indonesia bisa merajai pasaran buah di Jepang. Bila ada komoditas yang bisa diekspor dan potensial seperti buah, harusnya itulah yang dimaksimalkan. Biarkan Jagung menjadi komoditas yang habis di dalam negeri. Karena jagung juga merupakan komoditas pokok yang urgensinya hampir seperti beras atau kedelai. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun