Mohon tunggu...
Irma Inong
Irma Inong Mohon Tunggu... lainnya -

aku, ada

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Liku-liku Cari Kerja

4 September 2015   08:52 Diperbarui: 4 September 2015   08:58 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernah bekerja yang hanya bertahan seminggu? Wuakakaaa itu adalah aku sendiri. Ya aku pernah mengalami bekerja yang  bertahan hanya seminggu. Kilat kali yak, ya begitulah tak perlu lama-lama menunggu langsung memutuskan resign dari tempat kerja itu. Dalam minggu pertama masuk kerja, aku sudah bisa merasakan aura tak “menyenangkan”. Setelah dua hari tes dan lulus, eeeh kerja hanya seminggu.

Jangan dibilang itu niat kerja apa nggak sih! Nggak tahu apa orang tua sudah susah-susah nguliahin mahal-mahal kerja cuma bertahan seminggu. Santai dulu, habis itu nyari kerjaan lagi kook…

Kenapa aku bilang suasana kerjanya tak “menyenangkan”? Kondisi dan situasi kerja sangat formal, kaku dan rasa-rasanya senyuman manis tak berlaku di tempat itu, tegang. Ditambah lagi  pressure kerja yang tiada ampun. Dalam kondisi kerja macam itu, sungguh sangat tak nyaman dan tak baik bagiku berada lama-lama dalam lingkungan itu. Lama-lama rontok rambut, karena panas kepala, heheee…

Tekanan yang tinggi sangat karena target, bisa-bisa malah mampet otak, tak berkembang kreativitas tapi memang ada juga loh orang yang kreativ dan inovatifnya muncul justru harus dalam kondisi tekanan. Mungkin kesal juga recruiter-nya, udah sibuk ngadakan interview kerja baru dapat seminggu udah keluar. Sungguh terlalu!

Inilah yang harus diperhatikan sebelum melamar kerjaan biar tak tersesat dipersimpangan, sekali lagi melamar kerjaan bukan melamar si do’i.

  1. Cari tahu perusahaan yang dituju. Dalam iklan-iklan lowongan kerja pastilah dicantumkan nama perusahaan dan bergerak dalam bidang apa. Kalau sudah cocok dengan posisi dan kualifikasi yang dibutuhkan carilah terlebih dahulu informasi tentang perusahaan tersebut. Sistem kerja shift atau non shift, jam terbang perusahaan, kalau perlu cari kontribusi tentang lingkungan. Mengajukan lamaran tapi tak tahu informasi tentang perusahaan ibarat mau menikah tapi tak tahu sama siapa, hmm…
  2. Kirim dokumen sesuai permintaan. Kirimlah dokumen sesuai permintaan perusahaan. Tak payah menambah-nambah kiriman dokumen, mungkin piagam penghargaan, sertifikat pelatihan, dll tanpa diminta recruiter. Apalagi menambahkan dokumen yang tak diperlukan macam piagam menang lomba tujuhbelasan.
  3. Jabatan, bakat dan kemampuan harus sesuai dengan kebutuhan Dalam setiap lowongan carilah yang memang jabatan posisi kerjaan, bakat dan kemampuan yang dimiliki sesuai dengan recruiter butuhkan. Hal ini biasanya berkaitan dngan ijasah terakhir, pengalaman kerja dan prestasi kerja.
  4. Bukan berarti percaya diri yang berlebihan. Jangan buru-buru bangga dengan kemampuan diri sendiri.
  5. Kondisi fisik. Nah ini tak kalah penting. Tetap jaga kondisi fisik tetap bugar dan prima. Peusahaan juga akan pikir-pikir kalau harus menerima karyawan yang nampak loyo dan sakit-sakitan. Bisa-bisa target perusahaan tak akan terpenuhi kalau karyawannya sering ijin sakit.
  6. Prestasi akademik tak sepenuhnya menyelamatkan interview. Wawancara kerja bukannya nanya-nanya prestasi akademik. Namun demikian, prestasi akademik tetaplah penting biar tak malu sangat, apalagi jadi lulusan terbaik, keren kan! Tapi ada juga perusahaan yang sangat mempertimbangkan prestasi akademik. Meskipun tak sepenuhnya menyelamatkan interview prestasi akademik tetaplah penting, paling tidak bisa digunakan sebagai bahan pertimbangan recruiter. Nggak bingung kan hehehee...

Pikir betul-betul sebelum mengirim lamaran. Apakah seleksinya akan memakan waktu lumayan panjang karena sistem perekrutan yang banyak tahapan. Biasanya BUMN atau beberapa perusahaan swasta memakai sistem ini yang penjaringannya langsung lewat kampus-kampus nyari lulusan yang masih segar. Nah, pengalaman juga pernah mengikuti seleksi macam ini. Tahap pertama lolos, kedua berhasil, ketiga lanjut, tinggal dua tahapan seleksi tapi berhenti di tengah jalan. Merasa buang-buang waktu dan belum tentu diterima (ketahuan bosanan nggak?)

Ada juga setelah lulus rangkaian tes, sebelum OJT para karyawan ini akan di- training semi militer dulu. Sejauh yang aku tahu perkebunan kelapa sawit menggunakan sistem ini. Para calon karyawan yang baru-baru lulus kuliah atau maksimal usia 25 tahun ini selama sebulan dilatih kopasus di medan “tempur” di daerah Jawa Barat.

Dilatih tentang kepemimpinan, kerjasama, pengambilan keputusan, menyampaikan dan mempertahankan argument, dan ini yang bikin kulit agak menghitam, merayap, panjat pinang  lah  dinding, berlumuran dosa waduh, lumpur,  yaitu latihan fisik. Untuk mereka yang laki-laki rambut dipotong plontosss ala militer, yang perempuan potong pendek rapi tapi tak sampai cepak plontos yaak. Yang berhijab sih aman-aman saja. Tapi jarang sangat tenaga perempuan dibutuhkan di sektor yang pakai sistem ini.

Boleh nanya-nanya pada seseorang yang lebih berpengalaman bekerja dibidang yang akan dipilih. Dengan bertanya akan mendapat gambaran sebagai referensi macam apa perusahaan yang akan dipinang. Atau search di internet tentang profil perusahaan.

*****************

Gambar Inong punyaaa

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun