Mohon tunggu...
Irma Fitriani
Irma Fitriani Mohon Tunggu... Lainnya - Ada

-

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Siapa Pemimpin Wanita Surga?

9 Februari 2021   11:25 Diperbarui: 9 Februari 2021   11:34 1309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

 

 Akan tetapi di sayangkan umur Ibrahim tidak panjang. Di tahun ke Sepuluh, tepatnya setahun sebelum meninggalnya Rosulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, Ibrahim telah di panggil ke Rahmatullah.  

 Rosulullah menangis. Air mata tak lagi mampu di bendung. Rosulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Sesungguhnya air mata tak lagi dapat di bendung dan hati sangat pilu, akan tetapi tidaklah kami katakan kecuali kata-kata yang dapat membuat Tuhan kami Ridho." Inna lillahi wa inna ilaihi rojiu'un.  

 Sang bungapun bersedih melihat sang ayah kehilangan anak-anaknya yang mana tidak tersisa melainkan ia. Hanya Fathimah anak satusatunya. Hanya Fathimahlah keluarganya. Hanya Fathimahlah yang membuatnya tenang. Hanya Fathimahlah yang dapat meringankan kesedihannya. Hanya Fathimah yang menjadi teman duduk Rosulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam Fathimahlah yang selalu menyertainya di setiap keadaannya, bahkan menghadiri pembaiatan, ia juga hadir bersama ayahnya dalam "Mubahalah" ketika turun Firman Allah yang berbunyi, (artinya) "Siapa yang membantahmu tentang kisah Isa sesudah  

datang ilmu (yang meyakinkan kamu) maka katakanlah (kepadanya) 'Marilah kita memanggil anak-anak kami dan anak-anak kamu, istri-istri kami dan istri-istri kamu, diri kami dan diri kamu; kemudian marilah kita bermubahalah kepada Allah dan kita minta supaya la'nat Allah di timpakan kepada orang-orang yang berdusta." (al-'Imran:61)  

Ketika turun ayat ini, maka Rosulullah  Shallallahu 'alaihi wa sallam keluar beserta Sayyidina Ali, Hasan dan Husain juga Sayyidatuna Fathimah untuk bermubahalah.  

 Orang-orang Nashoro Najran ketakutan melihat wajah-wajah yang penuh cahaya yang nampak pada Rosulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam beserta keluarganya. Sebagian dari orang-orang Nashoro berkata, "Aku telah melihat wajah-wajah yang mana jika mereka meminta kepada Allah untuk menyingkirkan gunung ini dari tempatnya maka pasti akan Allah singkirkan."  

Tahun pun terus berlalu. Terasa kehidupan ini telah mendekati ajalnya. Rosulullah  Shallallahu 'alaihi wa sallam tertimpa sakit setelah berlangsungnya Haji Wada'. Sakit tersebut terjadi setelah menunaikan ibadah haji bersama Sayyidatuna Fathimah, Sayyidina Ali juga di sertai semua para istri-istri Nabi dan para sahabat.  

 Ketika mereka kembali semua ke Madinah nampak sebuah kesedihan di wajah Sayyidatuna Fathimah dan mulai merasakan sesuatu. Sayyidina Ali berkata, "Apa yang ada di benakmu, Wahai Putri Rosulillah, sehingga kau nampak bersedih..?"  

 Sayyidatuna Fathimah berkata, "Wahai putra Abi Tholib, sungguh Demi Allah aku telah merasa dekatnya sebuah perpisahan dengan ayahku. Aku merasa ajal ayahku telah dekat."  

 Rasa sedihpun mulai memerangi dan menindas hati sang bunga. Coba bayangkan bagaimana pedih hati sang bunga menahan. Sungguh Demi Allah, hati yang mulia ini terasa amat sangat pedih. Setelah kepedihan terlewati, kini rasa pedih yang sangat luar biasa yang tidak dapat di bayangkan, jika telah di tinggal oleh orang-orang yang di cintainya. Akan  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun