Hari Pangan sepertinya jadi momentum para penggerak sektor pangan menuntut perhatian dari pemerintah.
Hari ini, di depan istana negara dan sekitar monas, datang berbondong-bondong bis pariwisata mengangkut petani gula. Mereka berteriak Stop Impor Gula. Demonstrasi itu nampak sudah sangat direncanakan. Karena para petani itu menggunakan kaus seragam bertuliskan Stop Impor Gula, dan Ganti Menteri Perdagangan.
Kemarin, peternak ayam di Blitar ramai-ramai berdemontrasi menuntut Menteri Pertanian mundur. Para peternak itu merasa nasib mereka tidak diperhatikan. Menteri Pertanian Amran Sulaiman seolah lebih peduli pada petani, ketimbang peternak.
Berbeda dengan demo petani gula, para peternak ayam di Blitar itu datang dengan transportasi seadanya. Ada yang naik motor, atau truk pick up. Mungkin karena mereka tidak terorganisir atau tidak punya ongkos, jadi mereka tidak bisa berdemonstrasi di Jakarta.
Pangkal soalnya, Menteri Pertanian membangga-banggakan ekspor jagung. Padahal peternak ayam tercekik oleh harga jagung yang tinggi. Peternak butuh pasokan jagung yang lebih banyak di dalam negeri. Sehingga harga akan turun.
Tapi rupanya, ekspor jagung lebih mendukung pencitraan Mentan. Seolah membuktikan prestasi. Ia berhasil meningkatkan produksi jagung. Meski kenyataanya, ada peternak yang kelimpungan mencari jagung murah.
Semoga dengan rangkaian aksi para petani dan peternak itu, pemerintah jadi terbuka mata hatinya. Apakah mereka akan menghiraukan peternak Blitar yang kesulitan membeli jagung. Atau pemerintah mau mendengar petani tebu yang sudah jauh-jauh menyewa bis ke Jakarta.