Mohon tunggu...
Irma Alfiyanti
Irma Alfiyanti Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selanjutnya

Tutup

Money

Kelanjutan Kisah Petani Cabai

18 Januari 2019   17:10 Diperbarui: 18 Januari 2019   17:21 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi cabai membusuk (detikcom/Uje Hartono)

Masih ingat cerita tentang para petani yang 'nyambal' di jalan raya Demak-Godong beberapa waktu lalu? Para petani cabai di wilayah itu membuang cabai hasil panennya di jalanan karena kecewa dengan harga jualnya yang sangat rendah hingga membuat mereka rugi.

Rupanya kisah tragedi petani cabai itu masih terus terjadi di beberapa tempat lain yang merupakan sentra produksi cabai.

Salah satunya adalah di Banjarnegara, Jawa Tengah. Para petani cabai mengeluh, karena saat ini, harga cabai merah keriting hanya Rp 7.000 - Rp 10.000/kilogram (kg). sebagai bentuk protesnya, mereka tidak ikut-ikutan nyambal di jalan. Tapi para petani lebih memilih membiarkan cabai membusuk di pohon karena mahalnya biaya produksi dan panen tidak sebanding dengan harga jual cabai.

Sumber

Satu hari untuk memetik cabai ongkosnya Rp 70 ribu. Biasanya sehari bisa memetik 5 kilogram cabai. Bila petani tetap memetik cabai, maka mereka akan rugi hingga Rp 35 ribu. Itu pun baru perkiraan, karena aslinya mungkin lebih besar lagi.

Andai harga jual cabai mencapai Rp 15 ribu per kg, maka itu bisa menutup biaya produksi dan masih ada sedikit sisa keuntungan bagi petani.

Ironisnya, sebagian besar warga di wilayah itu mengandalkan penjualan cabai untuk kebutuhan sehari-hari. Ada sekitar 300 hektar lebih lahan yang ditanami cabai di kawasan itu. Artinya, harga cabai yang anjlok ini sangat berpengaruh pada kehidupan sebagian besar masyarakat di sana.

Harga cabai yang anjlok juga rupanya terjadi di daerah lain. Seperti diberitakan, para petani di kecamatan Sinjai Borong, Sulawesi Selatan juga sedang kembang kempis karena harga cabai turun drastis.

Pada tahun 2018 lalu harga cabai meningkat mencapai Rp. 20.000/kg, kemudian pada tahun 2019 turun drastis menjadi Rp. 5000/kg. Harga cabai yang cukup tinggi di tahun lalu memang menjadi faktor penarik bagi banyak petani untuk bertanam cabai. Namun kini, mereka mungkin menyesali keputusannya itu.

Sumber

Dalam jangka panjang, anjloknya harga cabai bisa berdampak pada menurunnya minat petani bertanam produk hortikultura itu. Dan bila itu terjadi, maka kita harus bersiap harga cabai naik lagi akibat menurunnya pasokan cabai di pasaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun