Mohon tunggu...
Irma Alfiyanti
Irma Alfiyanti Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selanjutnya

Tutup

Money

Cukupkah Jagung untuk Peternak di Tahun Depan?

20 Desember 2018   08:46 Diperbarui: 20 Desember 2018   08:57 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi jagung (foto oleh Andhika Akbarayansyah/Detik.com)

Ada bayang-bayang suram menggelayut di benak para peternak unggas rakyat menjelang tahun ini berakhir. Mereka khawatir mengenai keberlangsungan stok jagung murah untuk bahan dasar pakan mereka di tahun 2019 mendatang.

Daripada berdiri di tengah kegamangan, para peternak ayam skala kecil mengaku sudah siap membeli pakan ternak buatan pabrik. Keputusan membeli pakan ternak buatan pabrik ketimbang membuat pakan sendiri seperti yang selama ini mereka lakukan, ditempuh untuk memenuhi kebutuhan ayam. Pasalnya, Januari diperkirakan cadangan jagung sudah habis.

Dari segi harga, pakan buatan pabrik tidak terlalu jomplang bila dibandingkan dengan pakan buatan peternak sendiri. Produk buatan pabrik harganya berkisar di Rp 5.500-5.600 per kilogram (kg) sedangkan pakan yang dibuat sendiri Rp 5.400 per kg.

Perbedaan yang membuat para peternak kurang sreg dengan pakan buatan pabrik adalah kualitasnya. Pakan yang diolah sendiri diyakini memiliki kandungan yang lebih berkualitas dibandingkan buatan pabrik.

Kekhawatiran para peternak terkait ketersediaan jagung untuk mereka di tahun depan, sepertinya berbeda jauh dengan prediksi produksi jagung oleh Kementerian Pertanian (Kementan).

Menurut data yang dihimpun Pusat Data dan Sistem Informasi Kementan, akan ada panen jagung serentak yang dilakukan petani di 34 provinsi, pada akhir Januari 2019 mendatang. Total luas lahan yang akan dipanen mencapai 316.227 ribu hektare. Jumlah tersebut diprediksi akan meningkat di bulan-bulan berikutnya. 

Di bulan Februari 2019 misalnya, panen jagung serentak akan dilakukan di atas lahan seluas 784.786 ribu hektare. Sedangkan di bulan Maret mencapai 409.795 ribu hektare. Jadi, total luas lahan jagung yang akan dipanen dari periode Januari-Maret mencapai 1.510.807 hektare.

Celoteh peternak (meme editan pribadi)
Celoteh peternak (meme editan pribadi)
Sumber berita

Data yang dibeberkan oleh Kementan ini harusnya bisa membuat para peternak tidak perlu kuatir lagi. Meski yang patut dipahami Bersama adalah, kekhawatiran peternak tentu ada alasan sejarahnya. Di tahun 2018 lalu, Indonesia menyetop total impor jagung, karena menurut klaim Kementan, produksi jagung nasional akan surplus. Untuk memperkuat argument tersebut, Kementan menggarisbawahi ekspor jagung ke luar negeri yang dilakukan pada pertengahan tahun ini.

Klaim surplus itu memang berdasarkan data-data yang tersaji di atas kertas. Namun pada kenyaataannya, para peternak rakyat seperti tidak menikmati kelebihan produksi jagung dalam negeri. Mereka malah kesulitan memperoleh jagung untuk bahan pakan. Kalaupun ada, harga jagungnya berada di atas patokan maksimal pemerintah.

Belajar dari pengalaman seperti ini, wajar saja para peternak ragu dengan keberlangsungan pasokan jagung untuk pakan ternak mereka. Karena data surplus yang disajikan Kementan, hanya ada di atas kertas. Sedangkan yang peternak butuhkan adalah keberadaan jagung di pasaran. Bukan sekadar deretan angka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun