Mohon tunggu...
Irma Agustina
Irma Agustina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Banda Aceh

Medstud of USK

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Memahami Masalah Stunting pada Anak

19 Januari 2022   10:49 Diperbarui: 19 Januari 2022   11:55 454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Dokumentasi Pribadi

Masa 1000 hari pertama kehidupan merupakan masa penting yang harus diperhatikan orangtua kepada buah hati perihal ketahanan gizi yang jika tidak diperhatikan dengan baik, akan berdampak pada masalah tumbuh kembang anak dan memicu stunting. Stunting sendiri sudah menjadi masalah kesehatan utama pada anak di berbagai negara, termasuk di Indonesia yang mencapai angka 27,7%. Dimana angka stunting di Indonesia tergolong tinggi dengan angka persentase melebihi yang ditetapkan oleh Organisai Kesehatan Internasional atau sering disebut WHO (World Health Organization) yaitu 20%.

Masalah stunting adalah masalah yang akan berdampak hingga dewasa dan merupakan ancaman terhadap kualitas sumber daya manusia. Namun sayangnya, pengetahuan masyarakat seputar faktor risiko kejadian stunting masih sangat minim. Jika Anda termasuk orang yang belum mengetahui banyak hal mengenai stunting, ulasan informasi lengkap berikut ini akan membantu Anda lebih memahaminya.

Apa itu Stunting?

Stunting pada anak adalah bentuk yang paling umum dijumpai dan menjadi tantangan utama Indonesia. Stunting adalah keadaan dimana anak mempunyai panjang badan atau tinggi badan yang lebih pendek jika dibandingkan dengan anak seumurannya. Stunting memiliki  kategori status gizi berdasarkan indeks panjang badan menurut umur (PB/U) atau tinggi badan menurut umur (TB/U) dan memiliki z-score kurang dari -2 SD (standar deviasi).

Diagnosis Stunting

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum menentukan apakah anak tersebut stunting atau tidak, di antara lain sebagai berikut:

  • Tinggi badan

Ikatan Dokter Anak Indonesia (2017) menyarankan pemantauan tumbuh kembang anak dilakukan secara berkelanjutan. Ada beberapa jadwal pemantauan tinggi badan yang disarankan, yaitu saat usia 0-12 bulan dilaksanakan setiap 1 bulan, saat usia 1-3 tahun dilaksanakan setiap 3 bulan, saat usia 3-6 tahun dilaksanakan setiap 6 bulan, dan saat usia 6-18 tahun dilaksanakan setiap 1 tahun

  • Kecepatan pertumbuhan

Kecepatan pertumbuhan anak berbeda tiap fase, misalnya ketika masih berada di dalam rahim, kecepatan pertumbuhannya adalah 60-100 cm/tahun, usia 0-12 bulan memiliki kecepatan pertumbuhan 23-27 cm/tahun, 1-2 tahun memiliki kecepatan pertumbuhan 23-27 cm/tahun, 2-5 tahun memiliki kecepatan pertumbuhan 6-7 cm/tahun, pra-remaja memiliki kecepatan pertumbuhan 5-5,5 cm, dan masa remaja memiliki kecepatan pertumbuhan 8-12 cm/tahun pada perempuan dan 10-14 cm/tahun pada laki-laki.

  • Perkiraan tinggi akhir di bawah tinggi potensi genetik

Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (2017), tinggi badan seseorang juga dipengaruhi oleh faktor genetik. Cara mengetahuinya cukup mudah, yaitu dengan menggunakan rumus berikut.

  • Mid-parental height
  1. Laki-laki= (Tinggi badan ayah (cm) + tinggi badan ibu (cm) + 13) : 2
  2. Perempuan= (Tinggi badan ayah (cm) -13 + tinggi badan ibu (cm)) : 2
  • Potensi tinggi genetik=  mid-parental height ± 8,5 cm

Selanjutnya, pemeriksaan penunjang yang biasanya dipakai untuk melihat proses pertumbuhan anak adalah kurva pertumbuhan seperti kurva pertumbuhan WHO dan CDC.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun