Dalam kehidupan ini, banyak orang di sekitar kita yang mendambakan kekayaan, kekuatan, dan kemenangan. Bagi yang mendambakan kekayaan, karena mindsetnya dengan kekayaan segala sesuatu bisa diraih dengan mudah. Bagi yang memimpikan memiliki kekuatan, barangkali mindset mereka dengan kekuatan yang dimilikinya maka ia dapat membuat/mewujudkan sesuatu dengan mudah. Dan kemenangan merupakan impian semua orang pada setiap kompetisi dalam kehidupannya.
Lalu seperti apa sih hakikat kekayaan, kekuatan, dan kemenangan itu?
Imam Nawawi al-Bantani telah mengulas hakikat ketiganya (kekayaan, kekuatan, dan kemenangan) dalam karyanya: Kitab Nashoihul Ibad. Dalam ulasannya, Rasulullah SAW pernah bersabda:
"Barangsiapa yang meninggalkan maksiat dan menggantinya dengan perbuatan yang baik, maka Allah akan menjadikan ia kaya tanpa harta, kuat tanpa bala tentara, dan menang (memuliakannya) tanpa halangan"
Maksud dari hadits Nabi SAW tersebut adalah: Orang yang (mampu) meninggalkan perbuatan maksiat yang mengakibatkan dirinya hina dan tercela, kemudian ia berbuat taat (berbuat kebajikan) ia akan menjadi manusia yang mulia karena Allah akan memberinya tiga sifat terpuji :
ia kaya tanpa harta, sebab mempunyai hati yang tenang walaupun tanpa kekayaan, atau mungkin ia diberi kekayaan tanpa usaha keras;
ia kuat tanpa tentara, diberi bantuan walau tak nampak siapa yg membantunya (mendapat kekuatan dari Allah SWT); dan
ia menang tanpa halangan, dapat mengalahkan situasi apapun tanpa bantuan orang lain (langsung mendapat pertolongan dari Allah), ia diberi kemuliaan walau tak seorang pun yang memuliakannya.
Hal tersebut, sejalan dengan filsafat jawa: "sugih tanpo bondho, ngluruk tanpo bolo, menang tanpo ngasorake", yang artinya kekayaan tanpa didasari kebendaan, berjuang tanpa perlu membawa masa, menang tanpa merendahkan.
# Kaya tanpa harta