Mohon tunggu...
Ircham Arifudin
Ircham Arifudin Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasianer Brebes Club (KBC-53): penulis receh sekaligus penikmat kopi tanpa gula

menjadi tua itu pasti, menjadi dewasa itu pilihan

Selanjutnya

Tutup

Diary

Tegel Uripe, Aja Tegel Matine

18 Juli 2021   00:37 Diperbarui: 18 Juli 2021   01:17 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengeling. Dokpri 

Akhir-akhir ini kita dipertontonkan dengan fenomena meningkatnya angka kematian yang begitu signifikan di sekitar kita, hampir tiap hari kita mendengar berita "lelayu" dari pengeras suara masjid dan musholla, bahkan hampir tiap jam kita mendengar sirine ambulans yang "pating sliwer" di jalanan disekitar kita.

Sebagian meninggal dalam kondisi biasa maupun sakit, tidak sedikit juga pasien covid-19 yang meninggal. Bahkan diantara yang meninggal merupakan keluarga, teman, dan tetangga kita.

Beragam respon di masyarakat kita atas orang-orang yang baru meninggal, ada yang merespon positif dengan turut serta mengurus jenazah sampai dengan pemakamannya, ada juga yang hanya bisa mendoakannya.

Namun karena kita hidup bermasyarakat dengan beragam karakter, terkadang ada saja yang merespon dengan negatif, apalagi atas jenazah dengan status "positif covid-19", almarhum dan keluarga satu rumahnya seakan membawa sesuatu yang menyeramkan, bahkan tidak jarang para tetangganya saja enggan untuk mendekat.

Lantas, bagaimana sepatutnya sikap kita atas orang-orang yang telah meninggal?

Ada pepatah jawa yang mengatakan: "Tegel Uripe, Aja Tegel Matine" yang dalam arti bebasnya kira-kira demikian: seberapapun kita tega kepada mereka atau mereka tega kepada kita saat sama-sama masih hidup, tapi jangan sampai sikap tega itu terus ada saat mereka meninggal.

Artinya, banyak hal yang bisa kita lakukan atas keluarga, teman, dan tetangga kita yang meninggal. Tujuannya sebagai wujud kepedulian, keprihatinan dan belasungkawa kita kepada almarhum dan keluarganya.

# Hal awal yang bisa kita lakukan adalah membantu mempersiapkan tempat dan posisi di rumah duka, seperti membantu mengeluarkan meja-kursi dan beberapa perabotan dari dalam rumah agar ruangan di dalam rumah bisa lebih lega untuk ditemmpati para pentakziyah. Biasanya hal ini dilakukan awal-awal sebelum dilakukan pengurusan jenazah.

# Hal selanjutnya yang bisa kita lakukan adalah membantu/ikut mengurus pemulasaraan jenazah, kecuali jika jenazah pasien covid-19. Karena memang hanya petugas dan perwakilan keluarga dengan prokes ketat saja yang diperbolehkan mengurusnya, kita gak bisa memaksakan.

# Hal selanjutnya yang bisa kita lakukan adalah dengan memberi beberapa bantuan logistik, seperti menyediakan air mineral gelas (dan mungkin makanan ringan) untuk para tamu dan pentakziyah.

# Hal lain yang bisa kita lakukan adalah menshalati/mendoakan almarhum dan turut serta mengantarkan almarhum sampai ke pemakaman.

# Jika beberapa hal di atas gak memungkinkan untuk kita lakukan diarenakan situasi atau kondisi tertentu, maka kita dianjurkan untuk mendoakan almarhum dan isyhad (memberikan kesaksian yang baik dan positif atas perilaku almarhum semasa hidupnya)

Rasulullah SAW telah memerintahkan kita dengan sabdanya: "Udzkuru mahasina mautakum" (Renung renungkanlah, ingat-ingatlah, sebut-sebutlah jasa-jasa, kebaikan-kebaikan orang-orang mati diantara kamu sekalian).

Jika kita masih ada urusan dengan almarhum berkaitan dengan hak-hak adami (urusan yang belum selesai semasa hidup almarhum, seperti: utang-piutang, wasiat, perjanjian dan lainnya), maka kita bisa menghubungi pihak keluarga almarhum untuk menyelesaikan urusan tersebut dengan cara yang baik.

Kira-kira seperti itu beberapa sikap kita atas orang-orang yang telah meninggal. Memang hal-hal tersebut bukanlah sesuatu yang baru, tulisan ini lebih bersifat sekedar pengingat saja untuk kita semua.

"Wong urip iku apa nandure". Orang hidup itu tergantung apa yang ia tanam (lakukan), jika yang kita tanam adalah kebaikan dan bisa memberikan manfaat, maka yakin saja suatu saat kita akan memanen buah kebaikan kita. Semoga bermanfaat.

Wallahu A'lam ...

KBC-53

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun