"Pembelian minimal 5 pcs, barang diantar ke rumah."
"Kami antar barang sampai rumah, GRATIS."
"Free ongkir untuk wilayah Kecamatan Jatibarang."
Di atas adalah contoh beberapa sektor usaha yang memberikan fasilitas delivery/mengantar barang sampai alamat yang dikehendaki konsumen. Memang fasilitas tersebut bukanlah hal yang baru dalam dunia usaha, namun akhir-akhir ini fasilitas delivery menjadi tren tersendiri di masyarakat kita, apapun barang yang bisa dijual, dari mulai kebutuhan pokok sampai yang sifatnya pelengkap. Bukan karena jasa antar yang ditawarkan penjual, tapi konsumen banyak juga yang menghendaki barangnya diantar sampai rumah di tengah suasana pandemi covid-19 (saat ini).
Dengan memanfaatkan teknologi sosmed, penjual mempromosikan barang melalui update status medsos mereka, ada yang melalui status whatsapp, facebook, instagram, dan medsos lainnya. Sasarannya jelas, orang-orang yang terhubung dengan akun medsos penjual, bahkan lebih banyak orang-orang terdekat (wilayah lokal).
Fasilitas delivery ini berdampak pada meningkatnya gairah perekonomian berskala lokal, banyak transaksi jual beli memanfaatkan fasilitas ini, sehingga sangat berpotensi meningkatkan daya jual UMKM lokal maupun produk rumahan (home made), bahkan (ada) sebagian penjual yang tidak lagi membutuhkan tempat usaha tersendiri seperti counter, kios, lapak di pasar atau pinggir jalan, mereka hanya membutuhkan space untuk memfoto barang yang dijual dengan kualitas foto terbaik, dan itu bisa dilakukan di dalam rumah. Contoh saja, sektor usaha makanan: dari mulai aneka olahan makanan sampai aneka cemilan. Atau sektor usaha temporer yang (saat ini) sedang banyak dicari orang, seperti masker dan hand sanitizer. Maka, kondisi pandemi covid-19 pun membawa berkah tersendiri bagi para penjual yang memberikan fasilitas delivery/mengantar barang sampai alamat tujuan.
