"Kita lebih membutuhkan adab (meskipun) sedikit dibanding ilmu (meskipun) banyak."Â
Hadrotussyekh Hasyim Asy'ari dalam Adabul 'lim wal Muta'allimÂ
Ilmu seberapapun banyaknya jika tanpa disertai adab yang baik, maka akan menjerumuskan manusia dalam perilaku binatang, atau mungkin lebih rendah darinya. Betapa banyak peperangan, kesewenang-wenangan kekuasaan, kerusakan alam, atau sejenisnya muncul justru karena ditopang kemajuan ilmu pengetahuan dan kecanggihan teknologi zaman sekarang.Â
Karena itu, yang paling mendasar dibutuhkan bagi peradaban manusia adalah adab. Ilmu memang sangat penting, tapi pondasi berupa akhlak jelas lebih penting. Karena akhlaklah yang menyelamatkan manusia dari keserakahan, kezaliman, kekejaman, keangkuhan, kebencian, dan sifat-sifat tercela lainnya.
Adab sangat erat kaitannya dengan sikap menghormati dan menghargai, sejatinya sikap saling menghormati dan menghargai tidak hanya ditujukan kepada makhluk yang bernyawa saja, tapi juga kepada mereka yang telah meninggal. Islam telah mengatur tentang adab dalam bersikap pada mereka yang telah meninggal.
Saat seseorang telah meninggal, nama dan kenangannya masih membekas dalam hati dan ingatan orang-orang yang ditinggalkan. Terkadang pembicaraan mengenai mereka yang sudah meninggal pun sering dilakukan, baik mengenai kebaikannya maupun keburukannya. Dalam Islam, menceritakan keburukan mereka yang telah meninggal sama saja dengan ghibah sehingga hal ini dilarang. Sebaliknya, jika ada yang memuji orang yang meninggal dunia/menyebutkan kebaikan-kebaikannya, itu tanda baik bagi orang yang meninggal dunia tersebut dan ini sangat dianjurkan.
Para ulama telah mengajarkan kita untuk melakukan apa yang biasa disebut dengan tahsnul mayit dengan menanyakan kepada para pelayat apakah jenazah ketika hidupnya termasuk orang yang baik atau buruk. Dengan ini masyarakat diminta kesaksiannya untuk si mayit. Bila baik menurut masyarakat maka diharapkan kesaksian mereka diterima oleh Allah yang pada akhirnya akan memberikan kebaikan surga bagi si mayit. Sebagaimana sabda Rasulullah di atas bahwa orang-orang yang masih hidup adalah saksinya Allah di muka bumi bagi orang yang telah mati.