Mohon tunggu...
Irham Rajasa
Irham Rajasa Mohon Tunggu... -

Pemerhati sosial

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Para Penunggang Angin

27 April 2018   20:19 Diperbarui: 27 April 2018   20:41 609
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dalam politik, segala sesuatu bersifat dinamis,  jargon yang sudah dikenal adalah tidak ada kawan dan lawan abadi yang ada hanya kepentingan abadi. Entah itu kepentingan kelompok atau pribadi.

Dan karena politik indonesia adalah elitis, maka penentuan keputusan tergantung dari kepentingan elit pimpinan. Oleh karena itu seringkali para pendukung kerepotan dengan sepak terjang elitnya. Sementara pion dan pendukung masih baku hantam, elit sudah bercengkerama di meja makan.

Politisi adalah mereka yang mampu bergerak lincah, sesuai keinginannya. Mereka harus luwes dengan sesama elit dan terlihat rigid dengan bawahannya. Politisi sejati adalah mereka yang paling terlihat tidak konsisten.  Satu waktu menyerang, lain waktu mendukung persis seperti petinju, rangkul dan pukul. Rangkul ketika melobikan kepentingannya, pukul ketika keinginan tidak terlaksana. Begitu terus tanpa henti.

Dalam konteks perpolitikan Indonesia, ada beberapa politisi yang muncul dengan memanfaatkan keadaan. Mereka inilah yang saya sebut sebagai penunggang angin. Dengan memanfaatkan keadaan, mereka yang bukan berasal dari kelompok elit lama,  berhasil menancapkan pengaruh dan menempatkan diri mereka dalam lingkar kekuasaan.

Para penunggang angin adalah mereka yang mampu, mau dan bisa melakukan apa saja termasuk rangkul, serang, sindir, fitnah, atau pembiaran serta menciptakan situasi atau memanfaatkan situasi yang mendukung agar keinginannya dapat terlaksana.

Amien Rais dan Anies Baswedan adalah contoh para penunggang angin. Amien Rais muda adalah intelektual yang masuk dalam lingkaran politik sebagai ketua umum PP Muhammadiyah. Walaupun terkenal sebagai pengkritik Soeharto, tidak banyak orang yang tahu bahwa Soeharto lah yg berperan menempatkannya sebagai Ketua PP Muhammadiyah. 

Pada tahun 1995, Amien Rais menyuarakan agar kelompok Muhammadiyah mendukung Soeharto sebagai presiden. Ini tidak lepas dari bantuan dana yang diberikan oleh Soeharto sebesar 500 jt dan bantuan Probosutedjo sebesar 250 jt kepada Amien Rais. Kala itu Amien Rais meminta dana sebesar 1 milyar utk pelaksanaan muktamar Muhammadiyah di Aceh yang mengukuhkannya sebagai ketua umum.

Ketika situasi politik berbalik menyudutkan Soeharto, maka Amien Rais pun berubah haluan menjadi pengkritik Soeharto dan berhasil ditahbiskan sebagai Bapak Reformasi.  Sejak saat itu permainan politik terus dilakukan oleh Amien Rais, mulai dari menjegal Megawati menjadi presiden dan menaikkan Gus Dur. Menurunkan Gus Dur dan menaikkan Megawati. Sampai terakhir berusaha memasangkan Hatta Rajasa dengan Jokowi.  Ketidakberhasilan memasangkan Hatta Rajasa dengan Jokowi membuatnya meradang dan sampai sekarang menjadikannya pengkritisi keras pemerintahan.

Anies Baswedan memiliki latar belakang yang serupa. Berasal dari kalangan intelektual, dia pernah mencoba mengikuti Konvensi Calon Presiden yang dilakukan oleh Partai Demokrat.  Setelah itu dia masuk menjadi salah satu tim sukses Jokowi yang kemudian mengantarkannya ke posisi menteri pendidikan.

Selepas diberhentikan dari posisi menteri, Anies mengambil peluang yang ditawarkan Prabowo yang notabene adalah eks lawan politik yang pernah dikecamnya.  Dukungan kelompok  agama garis keras dan isu SARA yang digunakan pendukungnya berhasil mengalahkan lawan politiknya Basuki Tjahaja Purnama dan menjadikannya  kursi Gubernur DKI. 

Meskipun pernah mengkritik kelompok agama garis keras saat menjadi rektor,  tapi tidak sekalipun dia mengkritisi isu SARA yang digunakan ketika kelompok tersebut mendukungnya,  karena itu menguntungkan dirinya. Tentu gerakan Anies Baswedan belum akan berhenti sampai disini.  Sebagaimana para penunggang angin lainnya tentu dia berharap utk lebih lama menancapkan dirinya dalam lingkaran kekuasaan dan elit politik nasional.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun