Mohon tunggu...
Irhamna  Mjamil
Irhamna Mjamil Mohon Tunggu... Apoteker - A learner

Pharmacist | Skincare Enthusiast | Writer Saya bisa dihubungi melalui email : irhamnamjamil@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Duck Syndrome, Sindrom Pura-pura Bahagia

16 Januari 2022   19:33 Diperbarui: 17 Januari 2022   22:42 854
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pura-pura bahagia. Sumber:  Pexels.com/Andrea Piacquadi

Accept yourself sangat penting sebenarnya bagi semua orang. Agar kita terhindar dari gangguan ini maka pentingnya mengenal diri sendiri. 

Langkah pertama yang bisa dilakukan untuk mengenal diri sendiri adalah mulai menuliskan apa yang kita suka, kita ingin jadi apa ke depan, apa yang kita benci, dan hal lain yang bisa membuat kita lebih tahu diri sendiri. 

Tentunya setiap manusia memiliki kekurangan dan kelebihan. Setelah mulai mengenal diri sendiri nantinya kita akan tahu apa kelebihan dan kekurangan. Terima kekurangan yang ada dan asah kelebihan yang ada. Ada baiknya memang berhenti mewujudkan ekspektasi orang lain terhadap kita. 

2. Its Oke untuk melambat. 

Duck sindrom sangat rentan terjadi kepada mereka yang ambisius. Rasanya jika melambat sebentar saja takut untuk tertinggal dari orang lain. 

Padahal ada baiknya memang sedikit melambat. Terlambat 1 langkah namun, maju 1000 langkah ke depan jauh lebih baik. Its oke untuk melambat sesekali. 

Tidak masalah jika kita ingin liburan dan tidak memikirkan pekerjaan pada waktu tertentu. Memberikan reward kepada diri sendiri jauh lebih beharga daripada terlalu keras terhadap diri sendiri. 

3. Konsultasi dengan psikolog jika diperlukan. 

Terkadang jika memang sudah memasuki tahap yang mengkhawatirkan, datanglah ke psikolog untuk berkonsultasi. Psikolog tentunya sudah ahli dalam membantu pasiennya menghadapi gangguan psikologis. 

Jangan malu atau takut dengan stigma negatif yang sering dilontarkan jika kita ke psikolog. Ingat lebih baik sembuh daripada hidup dalam ekspektasi orang lain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun