Mohon tunggu...
Irhamna  Mjamil
Irhamna Mjamil Mohon Tunggu... Apoteker - A learner

Pharmacist | Skincare Enthusiast | Writer Saya bisa dihubungi melalui email : irhamnamjamil@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

4 Pelajaran yang Bisa Dipetik dari Drama Squid Game

2 Oktober 2021   21:15 Diperbarui: 2 Oktober 2021   21:21 574
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : Kompas

Squid game, serial drama Korea yang viral beberapa hari belakangan ini mencuri banyak perhatian. Berkat drama tersebut muncul banyak game hingga filter instagram yang menampilkan salah satu adegan di drama tersebut. 

Squid game, cerita tentang permainan masa kecil yang disajikan berbeda. 

Saya tidak akan membahas mengenai alur cerita film ini karena sudah banyak kompasianer yang menuliskannya. Terlebih tentunya sudah banyak pula pembaca yang telah menonton drama Korea ini. 

Squid game bagi saya adalah drama Korea yang memperlihatkan permainan masa kecil mereka dengan cara yang berbeda. Permainan pertama yaitu lampu merah lampu hijau cukup membuat saya kaget. Hal tersebut karena permainan ini sangatlah familiar. 

Permainan tersebut diperlihatkan dengan cara berbeda karena adanya boneka besar dengan wajah yang cukup mengerikan. Permainan yang ditampilkan di drama ini hampir semuanya saya familiar kecuali dalgona. 

Dalgona sendiri adalah permainan yang mengharuskan pemain untuk memotong pola yang sudah tersedia di atas gulali dengan bantuan satu jarum. Permainan ini membutuhkan ketelitian dan kesabaran. 

Tak hanya soal permainan, ada banyak sekali pelajaran yang dapat dipetik dari drama ini. Terlebih soal keserakahan manusia yang mengira bahwa uang bisa membeli segalanya. Ada empat pelajaran yang dapat dipetik dari drama Squid game, yaitu : 

1. Uang membuat manusia buta. 

Ada adegan yang cukup menyayat hati di drama ini, ketika mantan gangster yang bangkrut, Deok Su tak sengaja membunuh salah satu peserta. Saat peserta tersebut mati, tak disangka ternyata bola gantung mengeluarkan uang. 

Hal tersebut membuat Deok Su dan gengnya berpikir " untuk apa capek-capek mengikuti permainan? Cukup membunuh saja peserta yang lain maka ia bisa dengan mudah menyingkirkan banyak lawan". Tentu saja hal ini membuat kita miris karena nyatanya uang bisa membuat manusia buta. Uang bisa membuat setiap orang saling membunuh. 

2. Pentingnya manajemen keuangan. 

Karakter Sang Woo adalah lelaki yang mengecap pendidikan tinggi. Selain itu, ia juga merupakan lulusan dari SNU yang merupakan salah satu universitas paling bergengsi di Korea Selatan. 

Sayangnya ia terjerat utang dalam jumlah yang lumayan besar, dan terlibat dalam penggelapan dana. Selain Sang Woo semua yang mengikuti permainan ini adalah mereka yang memiliki utang dalam jumlah besar. 

Tentu saja manajemen keuangan sangat diperlukan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Salah satunya adalah kebanyakan orang tidak memiliki dana darurat yang membuat ia terpaksa mengutang. 

3. Punya pekerjaan sampingan. 

Aktor utama dari drama ini dan juga pemenang dalam permainan ini adalah orang yang dulunya memiliki pekerjaan. Sayangnya ia dipecat dan terpaksa mengutang untuk hidup sehari-hari. 

Dari drama ini kita tahu bahwa pekerjaan sampingan tetap diperlukan. Tak ada yang tahu di masa depan kita bisa saja kehilangan pendapatan utama. Menyiapkan pekerjaan sampingan diiringi dana darurat adalah salah satu cara memproteksi diri dari hal yang tidak diinginkan. 

4. Bersyukur. 

Tak ada yang menyangka jika dalang dari permainan ini adalah kakek Oh II Nam. Hal tersebut dikarenakan sang kakek juga ikut dalam permainan dan telah tereliminasi di permainan kelereng. 

Alasan sang kakek dan klien membuat permainan ini untuk membuat mereka bahagia karena uang tak bisa lagi membuat mereka bahagia. Situasi yang berbeda dari para pemain yang tidak memiliki uang. Tentu saja sang kakek memiliki masalah dengan nilai bersyukur. 

Masalah terbesar dari kebanyakan orang adalah merasa tidak cukup dengan apa yang mereka miliki. Jika saja sang kakek merasa cukup dengan apa yang telah ia punya maka tak akan ada permainan tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun