Mohon tunggu...
Irhamna  Mjamil
Irhamna Mjamil Mohon Tunggu... Apoteker - A learner

Pharmacist | Skincare Enthusiast | Writer Saya bisa dihubungi melalui email : irhamnamjamil@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Passion Versus Uang, Manakah yang Harus Dipilih?

11 Juli 2021   20:17 Diperbarui: 12 Juli 2021   17:03 1142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Passion menjadi make up artist (Sumber: pexels/Kaboompics .com)

Uang

Uang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah alat tukar atau standar pengukur nilai yang sah, dikeluarkan oleh pemerintah suatu negara berupa kertas, emas, perak, atau logam yang dicetak dalam bentuk atau gambar tertentu. 

Uang (Foto oleh Karolina Grabowska dari Pexels
Uang (Foto oleh Karolina Grabowska dari Pexels
Di kehidupan nyata memang uang tidak bisa membeli kebahagiaan, namun segala sesuatu dalam hidup berkaitan dengan uang. 

Sadar atau tidak dalam hidup banyak orang yang mencari uang yang tujuan akhirnya untuk bahagia. 

Banyak orang yang berharap memiliki uang yang banyak. Uang yang banyak tersebut digunakan untuk membeli barang yang diyakini akan membawa kebahagiaan. 

Atas dasar tersebut pula, banyak orang yang menjadikan jumlah gaji adalah alasan pertama ketika mereka bekerja. Sehingga banyak orang yang ragu ketika memilih passion sebagai cara mendapatkan uang. 

Beberapa hari yang lalu, saya melihat postingan yang mengatakan jika memiliki passion itu hal yang sia-sia. Passion tidak bisa menghasilkan uang. Lantas membuat saya bertanya apa benar memiliki passion tidak bisa mendatangkan uang? 

Passion Versus Uang, Bisakah Passion Menjadi Pekerjaan?

Uang atau passion? (Foto oleh Anna Shvets dari Pexels)
Uang atau passion? (Foto oleh Anna Shvets dari Pexels)
Saya tidak sepakat dengan passion tidak bisa mendatangkan uang dan dijadikan pekerjaan. Ada teman saya yang punya ketertarikan besar terhadap dunia make up. 

Sangking tertariknya dia selalu menyisihkan 2 jam dalam sehari untuk belajar tentang make up. Dari menjadi seorang make up artist pemula kini ia menjadi seorang MUA yang cukup terkenal di daerah saya. 

Awal karirnya sebagai seorang MUA, ia pernah tak mendapat orderan selama 8 bulan. 

Perjalanan hidupnya menjadi MUA memang tak mudah, namun saya belajar tentang proses di dalamnya. Terkadang setiap dari kita ingin instan dan tidak sabar dengan proses. Padahal mendatangkan uang dari passion sendiri pasti punya proses naik dan turun. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun