Mohon tunggu...
Irhamna  Mjamil
Irhamna Mjamil Mohon Tunggu... Apoteker - A learner

Pharmacist | Skincare Enthusiast | Writer Saya bisa dihubungi melalui email : irhamnamjamil@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Belajar Nilai Kejujuran dari Abu Dujanah, Sahabat yang Membuat Nabi Menangis

3 Mei 2021   21:55 Diperbarui: 3 Mei 2021   22:06 3103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto oleh Naim Benjelloun dari Pexels

Bangsa ini tak kekurangan orang cerdas namun, kekurangan orang jujur, pepatah yang saya dapat dari Internet. 

Berbicara soal sahabat nabi, ada satu sahabat nabi yang karena kejujurannya membuat nabi menangis. Sahabat tersebut bernama Abu Dujanah. Abu Dujanah sendiri adalah sahabat nabi yang dipercaya memegang pedang Rasulullah saat perang Uhud. 

Dikenal sebagai prajurit yang pemberani dan ditakuti oleh musuh. Pada pertempuran Yamamah di tahun 632 M, ia gugur saat berjuang melawan nabi palsu. Sebelum ia mati syahid, ia berhasil membunuh nabi palsu Musailamah al-khazab. 

Ada satu cerita tentang kejujurannya yang membuat Rasulullah menangis. Selesai sholat subuh, ia sudah beberapa hari tak mengikuti doa Muhammad SAW. Tentu saja hal ini membuat nabi Muhammad heran karena perilaku Abu Dujanah. 

Hingga suatu hari bertanyalah Rasulullah terhadap sahabatnya ini, "wahai Abu Dujanah, mengapa engkau tergesa-gesa pulang setelah sholat subuh? Apakah engkau tidak ada permintaan sehingga tidak memanjatkan doa kepada Allah Subhanahu wa ta'ala selesai sholat subuh?" 

Abu Dujanah pun langsung memberikan responnya kepada Rasulullah, " Begini ya Rasulullah, tetangga di sebelah rumah kami terdapat pohon kurma, pohon kurma tersebut sedang berbuah lebat. Setiap malamnya angin bertiup dengan kencang sehingga buah kurma tersebut jatuh ke rumah kami. Kami adalah keluarga yang tak berada, dimana anak-anak kami bangun tidur terbiasa memakan apa yang ada di depan mereka". 

" Saya pulang sebelum anak-anak terbangun agar bisa mengembalikan buah kurma tersebut ke pemiliknya. Pernah suatu hari saya terlambat pulang sehingga saya melihat anak-anak saya sudah memakan kurma yang jatuh tersebut. Saya pun mengambil kurma yang ada di mulut anak-anak dengan jari, lalu langsung mengembalikan ke pemiliknya". 

Abu Dujanah tak peduli dengan tangisan anak-anaknya yang kelaparan. Ia lebih memilih jujur dan melindungi keluarganya dari sifat yang jujur. Padahal secara hukum agama, buah yang jatuh dan masuk ke dalam perkarangan orang lain maka orang tersebut boleh memakannya. 

Air mata Rasulullah langsung jatuh mendengar cerita Abu Dujanah tersebut. Rasulullah pun berkata siapa pemilik dari pohon kurma tersebut. Abu Dujanah pun menjawab yang ternyata pemilik dari pohon kurma tersebut adalah lelaki yang munafik. Tanpa pikir panjang, Rasulullah langsung menemui pemilik pohon kurma tersebut. 

Rasulullah pun langsung mendatangi pemilik pohon kurma tersebut dan ingin membelinya dengan harga 10x lipat seraya berkata"kelak aku akan menukarnya dengan pohon kurma yang terbuat dari zamrud dengan buah berdahan kan mutiara, bersiram kan emas merah dan terdapat bidadari cantik jelita sejumlah buah kurma yang ada". 

Si lelaki munafik tentu saja tak mau. Ia ingin uang tunai dan bukan janji yang entah kapan dituruti pikirnya kala itu. 

Abu bakar yang mendengar percakapan tersebut langsung menawarkan si pemilik pohon kurma untuk menukarkan pohon kurmanya dengan 10 batang pohon kurma dari jenis yang unggul. Tentu saja lelaki munafik tersebut mau dan gembira.

Ia pun bersuka cita dan bercerita kepada istrinya, " Hari ini aku sungguh beruntung. Ada orang yang mau membeli pohon kurma kita dengan 10 batang pohon kurma yang unggul. Besok aku akan memotongnya dan menjual agar tetangga kita tak bisa memakannya". 

Esoknya ketika ia bangun, betapa terkejutnya ia melihat bahwa pohon kurma tersebut telah berpindah ke halaman rumah Abu Dujanah. Ia mendapati halaman rumahnya kosong tak dipenuhi apa-apa. 

Apa pelajaran yang dapat dipetik dari kisah sahabat nabi tersebut? 

Saya menangis terharu membayangkan bagaimana hebatnya persahabatan Rasulullah dan para sahabat. Bahkan Abu Bakar rela membeli pohon kurma tersebut dengan harga diatas rata-rata, 10 kali lipat lebih mahal agar Abu Dujanah tak kelaparan. Tentu saja pelajaran berharga untuk selalu bertindak jujur karena akhir dari kejujuran adalah manis. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun