Dari kasus temanku bisa dikatakan ia kecanduan dengan media sosial dan sangat disarankan untuk puasa. Ada banyak tanda seseorang dikatakan kecanduan media sosial.Â
Pertama, waktunya banyak dihabiskan dengan bermain media sosial. Bayangkan waktu yang 24 jam, seseorang yang kecanduan media sosial akan menghabiskan rata-rata 8 jam sehari bermain media sosial. Hal ini bisa saja lebih banyak terlebih adanya pandemi.Â
Kedua, saat sedang beraktivitas terbiasa mengecek handphone. Jika harus beraktivitas maka seseorang yang candu akan media sosial akan mengecek hp secara berkala. Ketiga, seseorang yang kecanduan akan cemas bila sehari tak membuka media sosial.Â
2. Seberapa Besar Manfaat Media Sosial
Berbicara manfaat tentu banyak sekali manfaat yang didapatkan dari media sosial. Seorang selebgram tentu akan keberatan jika disuruh puasa media sosial. Hal ini dikarenakan media sosial adalah tempat ia mencari pundi-pundi rupiah.Â
Begitu pula dengan seorang social media spesialist, ia akan sulit menyelesaikan pekerjaan jika harus puasa media sosial. Melihat seberapa besar manfaat yang diperoleh bisa memutuskan kamu untuk puasa media sosial atau tidak. Jika kenyataan media sosial hanya menghabiskan paket data dan uang, mengapa tidak untuk puasa media sosial?.Â
3. Kehadiran Rasa Cemas
 Adanya media sosial ternyata berpengaruh terhadap gangguan mental baru. Gangguan mental tesebut adalah kecemasan akibat media sosial (social media anxiety disorder). Gangguan tersebut hadir karena terbiasa membandingkan hasil yang diperoleh seseorang melalui media sosial.
Media sosial memang menjadi role model bagi banyak orang. Contohnya, seseorang yang memposting telah memiliki banyak uang di umur 24 tahun, akan membuat orang lain yang berumur 24 tahun cemas. Dikarenakan mereka masih jauh dari mapan secara finansial, atau mereka masih harus menyelesaikan kuliah sarjananya.Â
Padahal tak seharusnya membandingkan pencapaian yang diperoleh orang di media sosial. Dari beberapa kasus yang terjadi akhir-akhir ini, seharusnya kita dapat belajar bahwa tak semua yang terjadi di media sosial seindah realita. Jika kamu adalah orang yang mudah cemas melihat pencapaian orang di media sosial, maka sudah sewajarnya kamu puasa media sosial.Â
4. Adanya Gangguan TidurÂ
Jika selama ini tidur tidak nyenyak dari biasanya, mungkin kamu bisa melihat kembali penggunaan media sosial. Ternyata handphone yang kita gunakan untuk mengakses media sosial mengeluarkan cahaya biru atau blue light. Cahaya biru ini mampu menekan pelepasan hormon pemicu tidur yaitu melatonin.Â
Cahaya biru memiliki fungsi yang sama seperti cahaya matahari. Sehingga, di malam hari ketika aktif bermain media sosial, tubuh akan memberi sinyal jika belum waktunya tidur. Hal ini tentu akan menimbulkan insomnia dan masalah lainnya seperti stres.Â
Sejatinya gerakan puasa media sosial bermanfaat bagi kesehatan mental. Namun, semua kembali kepada individu masing-masing. Apakah cocok untuk berpuasa media sosial atau merasa tak berpuasa media sosial pun tak memberikan efek yang berbeda. Oleh karena itu, tanyain dulu kepada diri kamu apakah cocok berpuasa media sosial atau tidak. Terimakasih dan semangat !Â