Mohon tunggu...
Irhamna  Mjamil
Irhamna Mjamil Mohon Tunggu... Apoteker - A learner

Pharmacist | Skincare Enthusiast | Writer Saya bisa dihubungi melalui email : irhamnamjamil@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Demo dan Segelintir Orang yang Licik

26 September 2019   21:07 Diperbarui: 26 September 2019   21:21 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen liputan6.com

24 September 2019, para mahasiswa dari berbagai daerah melakukan aksi demo yang dilakukan didepan gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Republik Indonesia di daerah Senayan.

Para mahasiswa dari berbagai daerah tersebut menyuarakan aspirasi mereka dengan 7 tuntutan yaitu:

1) Menolak RKUHP, RUU pertambangan minerba, RUU pertahanan, RUU permasyarakatan, RUU ketenagakerjaan, mendesak pembatalan UU KPK dan UU SDA, mendesak disahkannya RUU PKS, dan RUU perlindungan pekerja rumah tangga;
2) Batalkan pimpinan KPK yang bermasalah yang dipilih DPR;
3) Tolak TNI dan Polri duduki jabatan sipil;
4) Stop militerisme di daerah Papua dan bebaskan tahanan politik Papua;
5) Stop kriminalisasi aktivis;
6) Hentikan pembakaran hutan di wilayah Sumatra dan Kalimantan serta cabut izinnya dan;
7) Adili pejahat HAM termasuk pejahat HAM yang berada di lingkungan kekuasaan.

Demonstrasi yang dilakukan mahasiswa ini mendapat banyak respon positif dari berbagai kalangan termasuk masyarakat menengah kebawah. Niat baik mahasiswa dimanfaatkan oleh segelintir orang yang mencoba memprovokasi ke arah lain salah satunya niat untuk menurunkan presiden Jokowi Widodo.

Dikutip dari halaman detik.com, presiden mahasiswa Universitas Trisakti Dinno Ardiansyah menyatakan bahwa mereka tidak berniat untuk menurunkan Jokowi melainkan menolak RUKHP yang kontroversial dan UU KPK yang telah disahkan oleh DPR.

Ia menyayangkan adanya elite politik yang mengambil kesempatan dari demo ini. Pernyataan tersebut keluar setelah hastag #TurunkanJokowi viral di Twitter menyusul dengan hastag #Gejayanmemanggil.

Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (Bem) Universitas Indonesia, Manik margamahendra menyatakan bahwa ada yang berusaha mengucilkan gerakan mahasiswa ini karena menuding gerakan ini untuk gerakan ini ditunggangi pihak tertentu dan bermotif politik. 

Tak hanya itu sebagian orang juga memprovokasi dengan melempar botol ke arah polisi. Provokator juga berusaha menembus pagar DPR sehingga menimbulkan kericuhan karena mahasiswa terprovokasi. Buntut dari kericuhan yaitu gagalnya ketua DPR menemui pendemo karena tidak tahan dengan gas air mata.

Provokasi yang dilakukan oleh oknum tentu memiliki maksud tertentu. Salah satunya niat baik mahasiswa berakhir dengan kericuhan antara kepolisian dan mahasiwa. Kericuhan ini mengakibatkan banyak dari antara keduanya terluka.

Ketua DPR juga gagal menemui pendemo padahal sudah diambang pintu pagar. Dan yang paling diinginkan yaitu masyarakat menjadi tidak simpatik terhadap aksi demo tersebut.

Realitanya mahasiswa tidak melakukan demo untuk menurunkan presiden terpilih akan tetapi untuk mengkritisi kebijakannya yang merugikan rakyat. Saya rasa banyak dari pendemo juga yang dulu ketika pilpres memilih presiden terpilih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun