Mohon tunggu...
Irhamna  Mjamil
Irhamna Mjamil Mohon Tunggu... Apoteker - A learner

Pharmacist | Skincare Enthusiast | Writer Saya bisa dihubungi melalui email : irhamnamjamil@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Dear Milenial, Jangan Takut Keluar dari Zona Nyaman

24 Agustus 2019   15:05 Diperbarui: 24 Agustus 2019   15:09 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: tripadvisor.com

Kata milenial adalah kalimat yang sedang booming untuk generasi yang baru. Menurut KBBI milenial adalah sekelompok manusia yang lahir dari tahun 1980-an sampai 2000-an yang tidak lepas dari pengaruh teknologi. Pengaruh teknologi nyatanya tidak mampu membuat banyak generasi milenial produktif. Kemudahan mengakses informasi berbarengan dengan efek negatif dari teknologi yang tidak mampu difilter. Sejatinya generasi milenial bukan berlayar di arus yang tenang akan tetapi di arus yang deras.

Mengapa milenial lebih sering diperbincangkan?

Indonesia akan memasuki era yang disebut "bonus demografi" hingga pada tahun 2030 mendatang berdasarkan data Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bapenas). Bonus demografi adalah masa dimana kaum yang usianya produktif (15-64 tahun) lebih besar dibandingkan yang tidak produktif (dibawah 15 dan diatas 64 tahun). Bonus demografi diharapkan menjadi puncak keemasan bangsa Indonesia. Jepang mencapai kejayaannya karena mampu menghadapi bonus demografi. Membuat perekonomian negara sakura tersebut berkembang pesat. Generasi muda memegang peranan penting dalam menghadapi bonus demografi tersebut. Generasi muda diharapkan mampu mengubah perekonomian Indonesia lebih baik dari sebelumnya.

Optimisme milenial semakin besar

Survey yang dilakukan oleh Daloitte, perusahaan konsultan keuangan asal Amerika Serikat mengemukakan bahwa optimisme generasi muda Indonesia melebihi negara maju. Hal ini membuat banyak orang yakin bahwa Indonesia akan mampu mendongkrak perekonomian di masa yang akan mendatang. Survey tersebut sesuai dengan yang dilakukan oleh Good News from Indonesia. Survey yang bertajuk Indeks Optimisme Generasi Muda Indonesia, yang mengandalkan 27 sektor diantaranya ekonomi, bisnis, kesehatan, komunikasi dan media, hingga transportasi. Hasilnya menyatakan bahwa sebanyak 1.200 responden yang berusia antara 18-30 optimis dengan masa depan bangsa Indonesia dengan skor 62,1 dari 100.

Apa optimis saja cukup sebagai modal milenial membuat perubahan?

Optimis adalah salah satu sikap yang diperlukan kaum milenial agar mampu membuat perubahan terutama tantangan menghadapi bonus demografi. Sejatinya kaum milenial bukan berlayar di arus yang tenang akan tetapi gelombang yang kuat. Tantangan kedepan akan lebih besar dan sikap optimis saja tidak cukup untuk menghadapinya.

Generasi muda harus mampu keluar dari zona nyamannya. Jangan hanya membayangkan cita-cita kedepan seperti FTV. Duduk manis di depan komputer, nongkrong dikedai kopi terkenal, belanja kosmetik dan skincare terkenal, lalu tidur manis tanpa rencana esok hari. Milenial harus mampu keluar dari kenyamanan. Jangan membayangkan hidup hanya untuk bekerja tapi bekerjalah untuk hidup.

Ketakutan terbesar milenial untuk keluar dari zona nyaman adalah ketidakpastian akan esok hari. Hampir sebagian besar anak muda bermimpi untuk menjadi pegawai negeri sipil atau karyawan di perusahaan ternama. Sebenarnya tidak masalah jika bermimpi seperti itu akan tetapi jangan hanya jadi pekerja yang tugasnya fotocopy, print, atau mengirim dokumen. Hampir sebagian besar pekerja yang bekerja tidak memiliki mimpi untuk esok. Tidak ada target yang ingin dicapai. Tidak ada orang baru yang ditemui dalam kurung waktu bekerja. Bagaimana cara milenial menerjang gelombang yang besar sedangkan jenis gelombangnya saja mereka tidak tahu? Pada akhirnya mereka yang terjebak di zona nyaman hanya akan menghabiskan waktu bertahun-tahun yang sia-sia, uang yang tidak tersisa, tidak adanya pengalaman, dan tidak ada aset untuk masa tua.

Dear milenial, keluarlah dari zona kamu yang terkurung. Sibukkan diri dengan pengembangan potensi yang ada. Temui orang baru setiap hari dan belajarlah dari mereka. Buang rasa minder yang ada. Tutup telinga kamu dari orang yang menganggap kamu "berbeda" dari yang lain. Karena berbeda itulah Thomas Alfa Edison berhasil menciptakan bohlam lampu. Jangan hanya fokus pada uang tapi belajar dan jadilah yang terbaik. Karena uang akan datang dengan sendirinya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun