Mohon tunggu...
M. Irham Jauhari
M. Irham Jauhari Mohon Tunggu... Penulis

Too good to be true mostly not true.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Jeritan di Perpustakaan

20 Juni 2024   11:38 Diperbarui: 5 Februari 2025   00:22 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Membeli buku adalah kesenangan. Hanya itu yang bisa diandalkan. Masalahnya tidak lain tidak bukan adalah kapan membacanya. Seberapa membacanya, isinya, mencernanya dan mengolahnya di kepala. Orang-orang bilang perpustakaan adalah tempat tersunyi di muka Bumi. Tidak bagiku. Lebih parah daripada pasar.

"Oh Tidaaak... orang itu datang lagi." bisiknya.

Aku bergeming dan menikmati tempat duduk favoritku. Tidak di pojokan. Kuno. Tepat di pusaran keramaian. Tempat tersentral di perpustakaan, dekat penjaga. Dari tempat dudukku aku bisa mengamati seluruh ruangan panjang nan sunyi ini.

Lahirnya sunyi, sedangkan telingaku penuh dengan bisikan buku-buku. Mereka seperti hidup, berbicara satu dengan yang lain. Aku kadang malu sendiri. Sekian purnama aku telah menghapal sudut-sudut ruangan ini. Ribuan buku yang hanya tersentuh. Kemudian ditinggal pergi. Begitu saja. Ia mungkin adalah sejarah, keabadian, sayangnya begitu hujan, semua orang lupa.

"Orang model begitu hanya numpang WiFi. Mana mungkin dia membaca buku. Hobinya foto di perpus, selfie, sudah."

"Hei buku lapuk, jangan kau remehkan manusia macam itu. Baca bio-nya. Pembaca hari ini, pemimpin masa depan."

"Dasar manusia quote!"

"Tenang saudara-saudara, walaupun kalian tidak tersentuh. Tidak boleh kalian menghina manusia-manusia rajin membaca itu. Mereka hanya tidak terpikat oleh kalian. Sedangkan di genggamannya adalah perpustakaan daring. Setiap waktu mereka membaca. Entah apa yang dibaca. Itu bukan urusanku. Urusanku adalah disini, setia, menanti siapa saja yang ingin berkeliling dunia kata," Ensiklopedia mencoba menengahi riuhnya gosip diantara para buku.

Membaca buku dan merenungi isi buku adalah dua cerita yang berbeda. Orang bisa suka sekali memborong buku dan membacanya. Kemudian menumpuk rapi di rak kesayangan. Tentu saja bukan pajangan belaka. Orang-orang model begini disebut Bibliosmia, orang yang suka aroma khas buku disebut dengan "bibliosmia" yang diambil dari kata Yunani untuk 'buku' dan 'bau'. Bibliosmia merupakan hubungan antara penciuman dan ingatan. Aroma buku telah menjadi sumber inspirasinya.

Ingin sekali aku berteriak, "Para hadirin buku-buku lapuk yang telah kehilangan penggemar. Saya turut berduka atas kesepian kalian yang merindukan sentuhan. Sayang sekali harus saya sampaikan. Zaman kalian tinggal kenangan. Dalam sepuluh tahun ke depan kalian mungkin hanya menghuni rak-rak gudang. Kalian telah tergantikan oleh ribuan buku baru yang sedang mengilhami zaman ini. Kalian jangan banyak bacot. Zaman sedang berlari menuju masa yang hanya bisa kalian bayangkan. Generasi baru telah lahir dan kalian mungkin sudah saatnya tamat. Bergembiralah dan nantikan mimpi panjangmu. Era kalian telah usai. Sekian dan terima kasih,"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun