Mohon tunggu...
M. Irham Jauhari
M. Irham Jauhari Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Pendiri Terapifobia.com

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Overthinking, Penyakit Orang Cerdas

5 Mei 2023   03:34 Diperbarui: 5 Mei 2023   03:42 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto oleh Karolina Grabowska dari Pexels.com

Hanya orang cerdas yang banyak berpikir. Overthinking adalah satu dari sekian banyak penyakit orang cerdas. Dengan begitu banyak orang mengaku mengidap penyakit overthinking. Itu menjadi salah satu bukti, betapa cerdasnya orang Indonesia.

Masalahnya adalah kecerdasan manusia itu terbatas. Waktu, tenaga, pikiran dan energi manusia juga terbatas. Jika waktu, tenaga dan energi yang terbatas itu habis hanya untuk overthinking. Kecerdasan itu menjadi tidak berguna, mubazir.

Overthinking, belakangan menjadi istiran keren yang menutupi kerennya "learning by doing", belajar sambil melakukan. Karena ide itu murah dan eksekusi ide adalah segalanya. Gagasan hanyalah komoditas.

Kata orang bijak, hidup itu simpel. Hayalanmu yang ruwet. Lakukan apa yang harus dilakukan. Lakukan dengan upaya seratus persen. Kamu tidak mungkin memberikan 101%. Seratus persen adalah sempurna.

Keinginan dan harapanmu tidak terbatas. Tapi kemampuan, energi dan waktumu terbatas. Pilih yang paling bermanfaat untuk kamu lakukan. Hiduplah saat ini, bukan nanti. 

Gunakan setiap kesempatan di depan mata dengan sungguh-sunggguh. Katanya, orang sukses adalah orang yang menikmati setiap hari dalam perjalanan menuju sukses. 

Kalau dipikir-pikir, apa sih yang kita dapatkan setelah puas overthinking? Bukankah semakin banyak waktu dan energi terbuang percuma. Habis untuk meredam resah. Perasaan semakin gelisan. Semakin gamang mengambil keputusan. 

Mungkin kita perlu berhenti sejenak untuk berpikir dengan logika. Mungkin kita perlu mendengarkan kata hati, intuisi atau apapun itu yang sejak awal kita rasakan. Seperti kata Malcolm Gladwell, blink, proses berpikir tanpa berpikir. Proses berpikir dengan "tabungan pengalaman". Semakin tinggi jam terbang seseorang, tingkat ketepatan dari "blink" seseorang semakin tepat.

Sebenarnya, sejak awal kamu sudah tahu harus melakukan apa dan bagaimana. Situasi yang kamu hadapi mungkin saja rumit. Kamu memilih untuk menimbang banyak hal yang setelah dipikir-pikir, ternyata tidak ada gunanya dipikirkan. Bisa jadi, sibuk overthinking hanyalah alibi. Untuk menutupi sifat peragu dan pemalas. Sampai kamu berhasil meyakinkan diri sendiri untuk melakukanapa yang harus dilakukan.

Berhenti berpikir sejenak. Heningkan pikiran. Atur nafasmu yang pendek itu. Tenangkan diri, lalu dengarlah sebuah bisikan, "kamu sudah tahu apa yang harus dilakukan. Sekarang, lakukan." 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun