Mohon tunggu...
M. Irham Jauhari
M. Irham Jauhari Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Pendiri Terapifobia.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

N G E R I

3 Januari 2023   04:39 Diperbarui: 3 Januari 2023   04:50 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto oleh Min An  (Pexels.com)

Meskipun  di planet yang sama. Mendiami dunia nyata yang sama. Dalam waktu yang bersamaan.

Tetapi jauh di alam pikiran. Setiap insan punya dunia mereka masing-masing. Dunia kesadaran, imajinasi, ilusi dan dejavu angan-angan. Bagai Bumi dan Langit satu sama lain. 

Andai saja pikiran bisa kita gambarkan sebagai ruang. Terkotak-kotak, lajurnya bagaikan labirin, menjebak, mengurung, menyesatkan. 

Gang-gang sempit. Belokan-belokan menukik.

Kita memang hidup di dunia yang sama. Tetapi bukan berarti, dunia yang ada di kepala kita sama. 

Setiap manusia punya pandangan yang berbeda terhadap dunia kasat mata. Cara mereka hidup. Mencerminkan bagaimana mereka memandang dunia. Mencerminkan dunia pikiran yang ada di kepala mereka.

Ada yang  memandang dunia ini sebagai lautan makna. Setiap benda, kejadian, dan orang, adalah rentetan makna yang ingin disampaikan oleh Sang Ilahi, agar kita bisa melihat dengan jernih betapa indahnya Mahakarya-Nya.

Mindfullness, kebangkitan spiritual, dunia pikiran bawah sadar, imajinasi, ilusi, dejavu. Semua hal itu terlihat sama. Terbersit sebuah tanya.

Kesadaran itu apa. Bentuknya seperti apa. Apakah ia berbentuk, ataukah justru  sebaliknya.

Sebuah rasa memenuhi relung-relung nalar. Terkotak-kotak, dan di dalamnya, lajurnya bak labirin, menyimpan banyak gang-gang, belokan-belokan tak terduga. 

Relung nasib penuh plot twist.

Meskipun kita punya satu muara. Tempat untuk pulang selamanya. Tujuan yang sudah pasti. Tak jarang, sering kita juga tersesat di ruang-ruang surga, atau di ruang-ruang neraka. Lalu kita terkurung disana, Bisa jadi selamanya.

Ngeri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun