Mohon tunggu...
Hanif hanyalah Otong parontong
Hanif hanyalah Otong parontong Mohon Tunggu... -

Hanya Suara-Suara Sumbang Terhadap Kejayaan Semu

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Memaknai Cinta

4 Mei 2010   17:40 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:25 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Apa itu cinta, dan bagaimana definisnya dan apa keinginan cinta itu sendiri, ternyata manusia selalu menerjemahkan sesuai dengan selera dan sudut pandang diri mereka sendiri, tidak pernah melihat cinta dari sudut pandang orang lain, ini lah yang menjadikannya bias dan kehilangan makna bahkan ruh cinta itu sendiri.

Kaum komunis memandang cinta adalah hilangnya kelas sosial dalam masyarakat, dimana tidak ada orang kaya dan miskin. semua bekerja untuk kepentingan bersama, begitu kira-kira manifesto cinta yang mereka impikan. Kaum kapitalis memandang cinta adalah terpenuhinya hak-hak individu tanpa melihat hak individu yang lain tertindas dan sengsara. Kaum sekuleris memandang cinta adalah penguasa tidak boleh mencampuri urusan Tuhan di muka bumi dan Tuhan harus pergi dari lingkungan kekuasaan. Dan para liberalis menerjemahkan cinta dengan menyerahkan benar dan salah dalam timbangan mata manusia tanpa intervensi kebenaran dan kegelapan di dalamnya.

Itulah sudut pandang cinta dari berbagai ideologi, bila di pelajari mereka sebenarnya kehilangan citarasa dalam memandang cinta, cinta tidak didudukkan ditempat yang semestinya tanpa intervensi akal dan perasaaan manusia yang penuh nafsu dan kepentingan dalam memaknai cinta.

Tapi cinta yang paling unik adalah seperti cinta yang di gambarkan seorang penya'ir yang namanya harum di timur dan di barat,cinta yang harus bersanding antara air kehidupan dan pedang, dimana dua hal yang berlainan adalah satu, semua karena cinta, mari kita selami kata perkata agar kita lebih merasakan cinta yang mengabadi.

Titik yang berkilau yang disebut diri

Selalu memendarkan percikan kehidupan didalam tubuh kita.

Melalui cinta ia semakin bertahan,

Semakin hidup semakin kukuh, dan semakin berkilau.

Melalui cinta esensinya berkobar

Dan perbendaharaan tresembunyinya berkembang

Diri membutuhkan api dari cinta

Dan belajar bagaimana mencahayai cahaya dengan api.

Adalah cinta yang membawa kedamaian dan

begitupun dengan konflik di dunia ini

Cinta adalah air kehidupan dan

juga adalah pedang tajam

Belajar seni menjadi pencinta dan berhasrat mencinta.

Berjuang mencapai mata Nuh dan

Mengidamkan hati Ya’qub.

Menyingkap alkimia di tangan berlumpur

Dan mencium gerbang kemuliaan.

Muhammad Iqbal

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun