Mohon tunggu...
Irfan Suparman
Irfan Suparman Mohon Tunggu... Penulis - Fresh Graduate of International Law

Seorang lulusan Hukum yang hobi membaca dan menulis. Topik yang biasa ditulis biasanya tentang Hukum, Politik, Ekonomi, Sains, Filsafat, Seni dan Sastra.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Metamorfosis Seni dan Skenario Hidup

29 April 2021   01:34 Diperbarui: 29 April 2021   01:52 556
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi oleh Penulis

Pablo Picaso menyebutkan bahwa semua anak adalah seniman. Kalimat tersebut dapat diresapi sebagai bahan berkontemplasi bagi para orang dewasa, karena setelah mereka dewasa mereka kehilangan jati diri sebagai seorang seniman. Lalu apa yang dimaksud seniman? Siapa seniman yang sesungguhnya.

Ketika membaca Max Havelar karya Eduard Douwes Dekker alias Multatuli, seorang koleganya dari negeri Belanda mengatakan bahwa alam adalah guru seni.

Dari pernyataan tersebut, dapat kita rasakan bahwa kehidupan ini beserta alam semesta adalah seni. Seni memberikan kehidupan, mengajarkan bertahan hidup dan meratapi hidup.

Seni merupakan suatu interaksi antara reaksi-reaksi, unsur-unsur, peradaban, perasaan dan kebudayaan yang dapat ditumpahkan ke dalam medium. Seni dapat tercipta dan mencipta.

Apabila seorang seniman mampu menciptakan karya seni, contohnya patung naga. Maka seorang apresiator dapat mencipta gagasan, imajinasi dan pikiran. Itulah yang dimaksud seni dapat menciptakan suatu gagasan karena seni lahir dari sebuah gagasan. Apabila seni tidak memiliki gagasan, maka seni akan berakhir pada gudang seni.

Dalam menciptakan karya, seorang seniman pasti melakukan observasi dan kontemplasi dengan dirinya sendiri dan lingkungannya. Diri dan lingkungan merupakan satu kesatuan yang terpisah tapi saling terkoneksi.

Karena bukan lagi pada persoalan diri menciptakan lingkungan atau lingkungan yang menciptakan diri, akan tetapi kita bertaut pada konsep interaksi diri dengan lingkungannya dalam suatu proses penciptaan gagasan kemudian dimanifestaikan dalam bentuk visual yang dapat dirasakan indera.

Sama halnya, ketika sang pencipta menciptakan bumi tidak serta-merta, bumi ini tercipta begitu saja. Proses-proses kimiawi, fisika, biologi dan gagasan mengenai sedimentasi, erosi memiliki skema proses yang panjang.

Adapun, dalam suatu kitab disebutkan bahwa bumi tercipta lewat proses dihamparkan. Sang Pencipta saja dalam menciptakan suatu ciptaannya memiliki proses. Ketika seorang seniman tidak percaya pada proses, maka gagasannya tidak patut dipertontonkan apalagi diapreasiasi sebagai suatu karya seni.

Dalam Problem of Art (1957), Langer ingin menerangkan bahwa pembentukan seni terkait dengan simbol dan ilmu pengetahuan. Proses pembentukan simbol adalah suatu proses yang abstrak dan tidak dapat disama ratakan. Abstraksi pada seni tidak dapat dibentuk tapi diciptakan. Intinya, Langer ingin menegaskan bahwa seni adalah hasil karya dari simbol dan perasaan manusia.

Masuk ke dalam bahasan mengenai kehidupan umat manusia. Mulai dari masa manusia masih berburu hewan untuk dimakan sampai manusia memburu bitcoin sampai tidak bisa makan.Seni terus menemani lika-liku perjalanan peradaban manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun