Mohon tunggu...
Irfan Suparman
Irfan Suparman Mohon Tunggu... Penulis - Fresh Graduate of International Law

Seorang lulusan Hukum yang hobi membaca dan menulis. Topik yang biasa ditulis biasanya tentang Hukum, Politik, Ekonomi, Sains, Filsafat, Seni dan Sastra.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dua Sisi Rania

19 April 2021   22:36 Diperbarui: 20 April 2021   00:23 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi oleh penulis

"Terimakasih telah mengundang, kami sekeluarga ke acara ulang tahun anak anda. Kami sangat senang bisa berkunjung kesini. Dan terimakasih atas sambutannya" Pak Kuwis memberi sapa kepada mereka semua.

Ibu Rania mulai menyuruh mereka untuk duduk dan bersantap hidangan yang sudah disediakan oleh keluarga Rania. Sementara itu Rania menyiapkan piring-piring untuk para tamu, kemudian Rudi menatap Rania dengan takjub. Karena hari itu, Rania benar-benar cantik. Seperti seseorang yang tidak pernah mengalami kecelakaan jiwa sebelumnya. Saat itupun Rudi mulai berdiri dan berkenalan dengan Rania.

"Emm, Namaku Rudi." Menjabat kepada Rania.

Namun Rania tidak mau menjawab dan berusaha untuk menjauh dari Rudi. Bibi Jay yang sadar akan ketakutan Rania pun menegur Rania. Sehingga Rania mau berjabat tangan dengan Rudi.

"Ra..Ni..A" menjawab dengan terbata-bata.

"Maaf, mari kita nikmati makanan dan pesta hari ini" Bibi Jay berusaha mengalihkan semua suasana kedalam pesta.

"Bagaimana keadaannya, Bibi Jay. Apakah dia sudah membaik setelah kejadian setahun yang lalu?" Tanya Pak Kuwis.

"Puji Syukur, keadaannya jauh lebih baik dari pada bulan-bulan lalu. Namun, dia masih beranggapan bahwa laki-laki itu masih berada dalam dirinya." Jawab Bibi Jay.

"Tak begitu, kondisi Rania sudah baik." Tegas dari Ibu Rania.

"Dia sudah tidak apa-apa" jelasnya lagi.

Rudi yang kebingungan pun hanya menerka-nerka yang terjadi di keluarga ini. Rudi menatap Rania semakin aneh, karena sikap dinginnya yang tak pernah ia rasakan sebelumnya. Rudi terus memperhatikan Rania.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun