Mohon tunggu...
Irfan Suparman
Irfan Suparman Mohon Tunggu... Penulis - Fresh Graduate of International Law

Seorang lulusan Hukum yang hobi membaca dan menulis. Topik yang biasa ditulis biasanya tentang Hukum, Politik, Ekonomi, Sains, Filsafat, Seni dan Sastra.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mimpi Anarchy Society Desolusi: Kritik/Manifesto 4.0

23 Juni 2020   14:42 Diperbarui: 23 Juni 2020   14:40 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Apalagi ditambah ideologi yang membuat masyarakat urban teriak jegal kepada kelompok minor dengan berbagai umpatan sadisme yang memuaskan hasrat bengis dan pada akhirnya jatuh menjadi huru-hara moral.

Pembangkangan bukan saja menjadi argumentasi untuk tetap eksis ditengah masyarakat urban. Kesenjangan diantaranya memunculkan tatanan baru dengan pemahaman anti kemapanan yang ditengah-tengah festival budaya kota hadir sebagai tunas budaya sub kultur.

Itu berakhir pada Pemberontakan kontemporer pada musik borjuis di Amerika Serikat, dan mereka menyatakan dirinya sebagai masyarakat yang tidak merdeka. P.U.N.K.

Hadir ditengah hingar bingar metropolitan New York untuk mengkritik penindasan yang terjadi akibat kapitalisme. Ekonomi menjadi bangku hantam oleh para tuan-tuan pemilik modal dan mengagaskan sebuah pandangan yang baru dan lebih sejahtera.

Namun, pada kenyataanya ekosistem rusak parah, polusi dimana-mana orang-orang merubah gagasannya menjadi suistainble development.

Kehidupan penuh polutan, kesenjangan sosial kemudian harus dihadapkan pada konflik horizontal dan protes kebijakan ketenagakerjaan menyadarkan kelas pekerja memiliki peran sejarah yang begitu besar dalam proses kapitalisme.

Belum lagi soal konflik yang disinggung diatas membuat para imigran terhenti di trotoar jalan samping rumah detensi pencari suaka.

Para pengungsi ini bertujuan ke negara kangguru sana akan tetapi negara yang ditujunya sudah menyetop sehingga menyebabkan statelessness. Kita dipertontonkan pada kekacauan kekuasaan dan politik ideologi internasional dan hegemoni HAM Universal yang dari paham liberalisme ditolak karena trauma akan kolonialisme. Kondisi politik global yang secara harafiah diartikan sebagai kepentingan adidaya.

Alih-alih menciptakan perdamaian tapi perang semakin ramai. Negara dan kekuasaanya serta pengaruh pasarnya mampu bertindak opresi kepada masyarakat, ditambah sekarang para pemuka agama, tokoh politik, kelompok primordialisme dan supremasi mampu melanggengkan opresi terhadap orang lain.

Sebuah tatanan baru yang diimajinasikan sejak lama, sejak kemunculan kapitalisme ada dan menghegemoni. Sosialisme lewat kongresnya telah melahirkan gerakan buruh besar di Kanada dan Amerika Serikat yang dikenal dengan May Day suatu saat seperti hari ini. Pada seorang filsuf Jerman, sosialisme menjadi sebuah manifesto komunisme.

Marx dan Frederich Engels bertanggung jawab atas buku manifestonya. Eropa sepertinya dikerubungi hantu, hantu komunis. Berlaku juga di Indonesia paska G30SPKI ini, komunis ibarat hantu kafir yang harus dilawan dan diusir dari jagat nusantara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun