Mohon tunggu...
Irfan Suparman
Irfan Suparman Mohon Tunggu... Penulis - Fresh Graduate of International Law

Seorang lulusan Hukum yang hobi membaca dan menulis. Topik yang biasa ditulis biasanya tentang Hukum, Politik, Ekonomi, Sains, Filsafat, Seni dan Sastra.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Candu Agama dan Stereotip Waria

7 Mei 2020   00:50 Diperbarui: 7 Mei 2020   01:03 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kurangnya pengetahuan tentang jenis kelamin, gender, serta orientasi seksual akhhirnya menyudutkan transpuan sebagai kaum marginal yang tidak dianggap dan bahkan dapat dirundung. Tentu tindakan perundungan atau pelecehan bertentangan dengan UUD NRI 1945 yang menjunjung tinggi HAM.

Agama sebagai pusat ilmu dirasa kurang untuk menjawab seputar permasalahan di dunia. Oleh karena itu perlunya kita terbuka terhadap ilmu pengetahuan. Keterbukaan ini akan membuat masyarakat menyadari bahwa tidak sepantasnya perlakuan tidak manusiawi masih diwajarkan atau mendapat dukungan para pihak. Pendidikan tentang jenis kelamin, gender dan orientasi seksual perlu diajarkan di sekolah-sekolah agar keseimbangan antara agama dan ilmu pengetahuan bisa harmonis. 

Problematikanya adalah selama ini agama dengan ilmu pengetahuan tidak mau disatukan. Ada kalangan yang terbuka dan banyak juga pihak yang menyangkal bahwa agama tidak akan pernah bersatu dengan ilmu pengetahuan. Ini saatnya kita bangkit menengok masa depan yang akan datang sebentar lagi, dekandensi harus dicegah supaya tidak ada kasus Ferdian Paleka jilid II.

Ironinya Agama lewat sebagian pendakwah telah menghegemoni bahwa Homoseksual adalah perbuatan yang dilaknat. Ini juga dilegalisasi oleh cerita tentang kaum sodom pada zaman Nabi Luth (nabi dalam Islam) yang mendapat azab dari Allah Swt. berupa hujan batu kepada mereka. Nah, Ferdian Paleka memakai bekingan kisah tersebut untuk melakukan perbuatannya itu. 

Bertentangan dengan itu, pada tahun 1974 APA (American Psychiatric Association) menghapus homoseksual sebagai kelainan seks atau penyakit jiwa menjadi hal yang alamiah dan normal, sebelumnya homoseksual  dalam DSM (Diagnostic and Statistic Manual of Mental Desorder) dianggap kelainan jiwa dan kelainan seks. 

Sebuah Jurnal yang ditulis Myrtati D. Artaria yang berjudul  Dasar Biologis Variasi Jenis kelamin, Gender, dan Orientasi Seksual mengatakan "Khususnya tentang gender dan orientasi seksual, ternyata tidak melulu karena salah pergaulan. Ada faktor-faktor lain yang dapat menjadi penyebab seseorang berbeda dari orang kebanyakan." 

Jadi waria itu bukan termasuk kedalam bentuk kesalahan pergaulan saja, tapi ada faktor biologis yang dapat menyebabkan sesorang dapat berperilaku seksual sejak dalam kandungan dan itu tidak dapat diplih oleh individu. 

Orang yang beragama meyakini takdir, namun ada seorang anak manusia dipersekusi karena takdir apakah masih bisa kita sebut sebagai umat beragama. Berarti ada yang salah dengan cara kita beragama, yaitu salah satunya tidak terbuka dengan ilmu pengetahuan.

Kasus pelecehan yang menimpa kelompok transpuan di Bandung oleh Ferdian Paleka sangat menginjak-injak martabat Hak Asasi Manusia. Pendidikan harus memberikan ruang bagi pembentukan pola pikir yang ilmiah bagi setiap warga Indonesia. Stereotip harus dihilangkan dengan keterbukaan kita akan ilmu pengetahuan baru. 

Agama jangan hanya dijadikan kedok untuk dijadikan perisai dari perbuatan keji dan dosa. Perlindungan bagi mereka transpuan harus dibentengi oleh Undang-undang agar mereka dapat diberi ruang dalam masyarakat sehingga tidak ada lagi marjinalisasi terhadap makhluk hidup. Ilmu Pengetahuan mengingatkan kita hidup tidak hanya laki-laki dan perempuan saja akan tetapi bersama mereka transpuan dan orang-orang yang orientasi seksualnya sesama jenis.

Untuk kehidupan yang lebih baik marilah kita semua bersama-sama belajar dan menghargai dengan segala bentuk perbedaan. Mulai dari jenis kelamin, kulit, suku, bahkan agama untuk saling hidup berdampingan. Untuk saling menjaga satu sama lain dan melindungi satu sama lain. Karena pada dasarnya manusia sama yang membedakan hanyalah sistem, kelas sosial dan berbagai macam hirarki lainnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun