Mohon tunggu...
Irfan Suparman
Irfan Suparman Mohon Tunggu... Penulis - Fresh Graduate of International Law

Seorang lulusan Hukum yang hobi membaca dan menulis. Topik yang biasa ditulis biasanya tentang Hukum, Politik, Ekonomi, Sains, Filsafat, Seni dan Sastra.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sajak Ruang Penghambaan

2 April 2020   09:35 Diperbarui: 2 April 2020   09:57 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Penghambaan

Amarah pahit manisnya kerinduan

Kurasakan dalam-dalam sandaran

Genggaman yang mengatakan takkan pergi

Namun tetap pergi

Berangsur-angsur membawa pelukannya

Meninggalkan yang hidup

Mematikan yang sedang berkembang

Membalut aku dengan dingin dan sepi

Kita pernah berlari

Sebelum sempat melawan kemudian menghindar

Kamu yang percaya ketiadaan

Mata yang tajam serta perih

Menyeretku menuju ruang penghambaan

Kita ditakdirkan untuk mengenal

Kepergian ini tidak sempat menitipkan pesan abadi

Aku hidup di dalam perasaan yang mati

Pikirku kita akan bicarakan tentang dewasa dan anak-anak

Menceritakan kematian yang ditunggu-tunggu

Berdasarkan kisah nyata, kita hidup saling terjaga dalam diam

Sejatinya bunga matahari yang mekar ini layu

Mataharinya tak mau menampakan sinarnya

Tangerang, 2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun