Ruang Penghambaan
Amarah pahit manisnya kerinduan
Kurasakan dalam-dalam sandaran
Genggaman yang mengatakan takkan pergi
Namun tetap pergi
Berangsur-angsur membawa pelukannya
Meninggalkan yang hidup
Mematikan yang sedang berkembang
Membalut aku dengan dingin dan sepi
Kita pernah berlari
Sebelum sempat melawan kemudian menghindar
Kamu yang percaya ketiadaan
Mata yang tajam serta perih
Menyeretku menuju ruang penghambaan
Kita ditakdirkan untuk mengenal
Kepergian ini tidak sempat menitipkan pesan abadi
Aku hidup di dalam perasaan yang mati
Pikirku kita akan bicarakan tentang dewasa dan anak-anak
Menceritakan kematian yang ditunggu-tunggu
Berdasarkan kisah nyata, kita hidup saling terjaga dalam diam
Sejatinya bunga matahari yang mekar ini layu
Mataharinya tak mau menampakan sinarnya
Tangerang, 2020