Mohon tunggu...
Irfan Suparman
Irfan Suparman Mohon Tunggu... Penulis - Fresh Graduate of International Law

Seorang lulusan Hukum yang hobi membaca dan menulis. Topik yang biasa ditulis biasanya tentang Hukum, Politik, Ekonomi, Sains, Filsafat, Seni dan Sastra.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Distopia, Sains Mengubah Agama Menjadi Agama Data

14 Maret 2020   18:04 Diperbarui: 14 Maret 2020   18:12 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setidaknya Karl Marx akan tertawa bahagia dan menjadi bebas di dunia lain yang entah apa namanya, yang pasti jauh. Keberadaan masyarakat kelas bawah yang membuat masyarakat kelas atas menciptakan kultur harus ada manusia yang melebihi manusia lain. Nazi sangat gila-gilaan dengan sains, Hitler meyakini bahwa  ras arya lah yang memiliki kemampuan unggul dengan ras yang lain. 

Dengan mengambil konsep ubermansch dari Nietzsche yang oleh Hitler dijadikan alat untuk mensupremasi ras arya. Saat ini manusia sedang menciptakan organisme baru yang oleh Yuval Noah Harari disebut Homo Deus atau manusia dewa. 

Maksudnya adalah manusia yang memiliki kemampuan lebih dari manusia biasa. Dalam deskripsinya mungkin masyarakat Indonesia pernah menonton di film Dono, Kasino, Indro yang berjudul "Manusia 6.000.000 Dollar" yang diproduksi pada tahun 1981.  Saat ini manusia telah mengembangkan Cyborg.

Cyborg adalah kependekan dari cybernetic organism. Atau dalam bahasa indonesia disebut sibernetik organisme. Cyborg adalah sebuah sebuah hal dengan bagian tubuh organik sekaligus biomekatronik. 

Istilah tersebut dicetuskan pada tahun 1960 oleh Manfred Cylness dan Nathan S. Kline[3]. Bayangkan saja ide itu sudah ada sejak 1960 dimana kala itu sedang ada perang dingin Amerika dengan Uni Soviet. 

Masing-masing memiliki ambisi terhadap sains akan tetapi Soviet runtuh dan kapitalisme tumbuh kuat. Ide cyborg akan terus berkembang dan homo deus akan termanifestasikan tidak lama lagi dan mungkin akan menguasai genus homo dan memusnahkan homo sapiens.

Kacau balau kehidupan dunia dengan sistem dimana manusia menyatu dengan dirinya sendiri dan tidak ada yang berkuasa atas kebebsan individu. Apakah kalimat yang kuat yang bertahan masih tetap relevan. 

Mereka tidak lain tidak bukan adalah organisme yang dipenuhi oleh algoritma dan data-data eksternal akan tetap percaya dan meyakini bahwa kehidupan didunia ada yang mengatur, siap? Yaitu pemberi data. Tuhan mereka. 

Kehendak bebas akan hilang digantikan data dan pemrosesan elektrokimiawi dalam otak yang dibentuk oleh susunan genetik tertentu oleh susunan tertentu, yang merefleksikan tekanan-tekanan evolusi kuno bercampur dengan mutasi-mutasi kebetulan. Semua itu karena ada data-data.

Agama akan menjadi data, data akan menjadi agama. Ideologi sudah termasuk didalamnya. Karena dalam dataisme mendeklarasikan bahwa alam semesta terdiri dari aliran data, dan nilai setiap fenomena atau entitas ditentukan oleh kontribusinya pada pemrosesan data.  

Dalam hal demikian bisa kita simpulkan bahwa alam semesta terdiri dari data-data, lalu setiap fenomena seperti terbentuknya bumi adalah hasil dari pemrosesan data-data. Yaitu data yang dihasilkan oleh ledakan data. Data yang dimaksud adalah partikel dan pemrosesan tersebut adalah sains.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun