Mohon tunggu...
Irfan Suparman
Irfan Suparman Mohon Tunggu... Penulis - Fresh Graduate of International Law

Seorang lulusan Hukum yang hobi membaca dan menulis. Topik yang biasa ditulis biasanya tentang Hukum, Politik, Ekonomi, Sains, Filsafat, Seni dan Sastra.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Film "Siti" (2014), Kelas Bawah Melawan Patriarki

14 Juni 2019   21:02 Diperbarui: 14 Juni 2019   21:47 602
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
poster film Siti (imdb.com)

Bagas yang terus asik bermain layang-layang akan lebih tidak peduli pada bapaknya karena bapaknya tidak pernah mengajaknya bermain layang-layang. Siti menjadi teman sekaligus ibu bagi Bagas dan menggantikan peran serta bapak. Jika mas Bagus lebih percaya kuasa laut dari pada Tuhan, mungkin anaknya Bagas lebih mencintai ibunya lebihh dari apapun. Dan Siti menajdi pahlawan baginya.

Kebisuan adalah keheningan yang memberontak. Mas Bagus adalah menyatakan status quo terhadap supremasi laki-laki atas segala bidang. Mas Bagus memanistastonya lewat perang dengan segala bentuk kebisuan. Dan bagiku pada akhirnya setelah mengetahui kekuatan besar yang melebihi laut, kebisuan adalah ibadah terakhirnya dalam hiruk-pikuk libertarian. Siti dan sekeluarga adalah gambaran kecil masyarakat yang mengalami kemajuan berpikir yang kritis terhadap ketabuan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun