Mohon tunggu...
IrfanPras
IrfanPras Mohon Tunggu... Freelancer - Narablog

Dilarang memuat ulang artikel untuk komersial. Memuat ulang artikel untuk kebutuhan Fair Use diperbolehkan.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Salah Kaprah Penggunaan Statistik Sepak Bola (Bagian 2)

20 Februari 2021   09:01 Diperbarui: 21 Februari 2021   13:02 1508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah Kaprah Penggunaan Statistik Sepak Bola (Bagian 2). | Foto ilustrasi: Diolah dari berbagai sumber dan Dokumen Pribadi

Pemilihan MVP, Player of The Match (POTM), atau Man of The Match (MOTM) dalam sebuah laga kerap kali diperdebatkan oleh netizen bola di media sosial. Masing-masing netizen punya standar dan argumennya masing-masing.

Dari beberapa kasus yang saya amati, sebagian ada yang memakai data yang disajikan situs/aplikasi penyedia statistik sepak bola. Kalau data/statistik yang dipakai tepat si boleh saja, sayangnya sebagian dari mereka memakai data yang salah.

Rating/nilai yang diberikan penyedia statistik seperti Whoscored, FotMob, ataupun Sofascore sering dijadikan dasar pemilihan pemain terbaik oleh sebagian netizen bola. Sayangnya, cara ini salah dan tidak tepat.

Sebelum masuk ke pembahasan inti, ini adalah bagian kedua dari pembahasan salah kaprah penggunaan statistik sepak bola. Bagi pembaca yang belum membaca bagian pertama bisa membacanya melalui link berikut ini.

BACA DULU: Salah Kaprah Penggunaan Statistik Sepak Bola (Bagian 1)

Untuk memulai pembahasan kali ini ada baiknya kita perlu mengetahui sejarah statistik sepak bola. Dari beberapa referensi yang saya baca, semua hal tentang angka dan statistik dalam permainan sepak bola pertama kali dicetuskan oleh Thorold Charles Reep.

Charles Reep (1904 - 2002), pria Inggris inilah yang disebut-sebut sebagai pelopor sekaligus bapak statistik sepak bola. Reep pernah bekerja di Brentford sebagai penasihat manajer Jackie Gibbons. Analisis statistiknya saat itu berhasil menyelamatkan Brentford dari jurang degradasi.

Reep bersama rekannya Bernard Benjamin pernah menerbitkan jurnal ilmiah terkait statistik sepak bola di Journal of the Royal Statistical Society pada tahun 1968. Charles Reep jugalah penggagas teori long ball. Dia jugalah pelopor permainan kick and rush di Inggris.

Nah, di era modern, perkembangan statistik sepak bola tak bisa dilepaskan dari peran kehadiran Opta. Berdiri sejak 1996, Opta merupakan perusahaan penyedia statistik olahraga asal Inggris. Pada tahun tersebut, Opta dikontrak Sky Sports untuk menganalisis pertandingan Premier League dan setahun kemudian Opta menjadi partner resmi Liga Inggris.

Seiring perkembangan zaman, kini Opta sudah mampu menyediakan data untuk 30 cabang olahraga di 70 negara. Klien Opta di sepak bola juga beragam, mulai dari Sky Sports, BBC Sports, MLS, ESPN, hingga jadi partner resmi beberapa klub profesional.

Opta jugalah yang mendistribusikan data analisis mereka kepada beberapa situs penyedia statistik sepak bola seperti Whoscored, FotMob, Squawka, hingga Sofascore. Jadi, situs apapun yang Anda pakai sebagai rujukan, sumber data mereka kemungkinan besar sama, yaitu Opta.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun