Mohon tunggu...
IrfanPras
IrfanPras Mohon Tunggu... Freelancer - Narablog

Dilarang memuat ulang artikel untuk komersial. Memuat ulang artikel untuk kebutuhan Fair Use diperbolehkan.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Menyoal Kekalahan Manchester United, Antara Jualan Basi, dan Tipu Daya The Glazers

20 September 2020   12:57 Diperbarui: 20 September 2020   13:01 538
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Harry Maguire (tengah) berjalan gontai usai laga Man United vs Crystal Palace di Stadion Old Trafford dalam lanjutan pekan kedua Liga Inggris, Sabtu (19/9) malam atau Minggu (20/9) dini hari WIB. | Foto: AFP/ SHAUN BOTTERILL via Kompas.com

Manchester United (MU) mengawali laga perdananya di Premier League 2020/2021 dengan hasil pilu. Bermain di stadion yang katanya "angker", Old Trafford, Ole dan anak asuhnya kalah dari Crystal Palace, 1-3.

Pilu, sebab pada laga yang digelar Minggu (20/9) dini hari WIB itu, gawang David De Gea dibobol dua kali oleh sang mantan. Adalah Wilfried Zaha, yang pernah menyandang status sebagai penggawa MU selama periode 2013-2015.

Zaha yang dulu sempat dicap gagal, lalu dibuang The Red Devils justru jadi dalang dibalik kekalahan MU di laga perdana Premier League dengan dua golnya. Kekalahan di kandang sendiri dalam pertandingan perdana Premier League ini adalah yang ketiga kalinya bagi MU sepanjang sejarah.

Dikutip dari BBC Sports via detik.com, sebelum ini, MU sudah kalah dari Everton pada musim 1992/93 dan Swansea City pada musim 2014/15. Ironisnya lagi, kekalahan ini tentu membuat rekrutan baru MU, Donny van de Beek kecewa.

Van de Beek adalah satu-satunya pencetak gol bagi MU di pertandingan dini hari tadi dengan golnya di menit ke-80. Faktanya, Ia menjadi pemain ke-20 yang berhasil mencetak gol debut di pertandingan perdanya untuk Manchester United di Premier League.

Kekalahan The Red Devils atas The Eagles pun langsung ramai dibicarakan netizen, terutama oleh fansnya sendiri. Bagaimana tidak? Berdasarkan catatan whoscored, penguasaan bola hingga 75,8% dan percobaan tembakan hingga 17 kali rasanya tidak ada gunanya, sebab hanya satu gol yang bisa MU buat.

Bayangkan, skuat MU yang bernilai hampir 800 juta euro kalah dari skuat The Eagles yang hanya bernilai 203,05 juta euro saja. Crystal Palace bahkan hanya mendapat kesempatan menguasai bola sebesar 24,2%, tapi anak asuh Roy Hodgson bisa menciptakan 14 peluang dan mencetak 3 gol ke gawang MU.

Yang membuat pendukung MU kecewa bin marah, 3 gol Palace dicetak dengan cara konyol. Duet bek andalan MU yang bermain dini hari tadi, Lindelof dan Maguire pun jadi bahan olok-olokan hingga disebut lebih pantas jadi pelawak ketimbang pengawal De Gea.

Whoscored juga punya pendapat serupa. Lindelof jadi pemain terburuk di laga MU vs Crystal Palace. Pemain timnas Swedia itu hanya meraih rating 5.8, lebih buruk dari De Gea yang mendapat rating 5.9.

Lindelof 2 kali dikelabuhi pemain Palace dan satu kali membuat handsball yang berujung penalti bagi Palace yang sukses dikonversi menjadi gol oleh Zaha. Gol kedua Zaha di menit ke-85 juga dibuatnya setelah mengecoh dua bek tengah MU, Lindelof dan Maguire. Artinya, kekalahan MU ini memang lebih banyak disponsori oleh deretan bek mereka yang bermain lawak.

Fosu-Mensah, Lindelof, Maguire, dan Shaw tak banyak berkutik menghadapi kecepatan Zaha, Ayew, Schlupp, dan Townsend. Legenda MU yang kini jadi pundit, Gary Neville juga punya pendapat serupa. Ia mengkritik dua bek tengah MU yang bermain buruk dini hari tadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun