Mohon tunggu...
IrfanPras
IrfanPras Mohon Tunggu... Freelancer - Narablog

Dilarang memuat ulang artikel untuk komersial. Memuat ulang artikel untuk kebutuhan Fair Use diperbolehkan.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Terancam Kudeta, Ada Apa dengan Juventus?

17 Juli 2020   17:57 Diperbarui: 17 Juli 2020   18:00 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cristiano Ronaldo dan Gonzalo Higuain terlihat kecewa ketika menghadapi Sassuolo, kemarin (16/7). | foto: noticiasaominuto.com

Filosifinya itu disanjung oleh pelatih legendaris Italia, Arrigo Sacchi sebagai salah satu perkembangan sepak bola Italia paling penting. Akan tetapi, Sarri sendiri mengaku tak paham maksud dari "Sarriball". Istilah itu memang disematkan oleh para jurnalis di Italia dan Inggris.

"My idea of football is simple. I like to play possession based football but possession at a very high speed"- Maurizio Sarri

Begitulah kata Sarri ketika di tanya seorang jurnalis soal gagasan sepak bolanya pada 2018 lalu.

Konsep "Sarriball" atau di Italia juga disebut "Sarrismo" adalah sebuah konsep taktik sepak bola menyerang yang mengandalkan umpan pendek cepat dari kaki ke kaki (one touch pass). Umpan cepat ini bertujuan untuk sesegera mungkin mengalirkan bola kedepan dan menciptakan ruang kosong yang bisa dieksploitasi.

Atas gaya bermain semacam itu, "Sarriball" sering disebut sebagai vertikal tiki taka. Jika tiki taka Pep Guardiola membutuhkan gelandang kreatif seperti Iniesta, David Villa, dan De Bruyne untuk membuka ruang, maka beda halnya dengan "Sarriball".

Vertical tiki taka "Sarriball" memberi perintah kepada pemainnya untuk melakukan umpan cepat dengan membentuk pola segitiga kecil. Keberhasilan pola ini mengandalkan peran sosok deep lying playmaker/regista yang memiliki kemampuan mengalirkan bola dari lini belakang kedepan dengan cepat dan akurat. Konsep ini membuat tim yang dilatih Sarri jarang membuat percobaan dribble dan lebih sering menusuk langsung ke depan gawang lawan dengan umpan mendatar.

Ya, "Sarriball" sangat jarang menggunakan umpan lambung untuk membangun serangan. Konsep dari "Sarriball" sebisa mungkin membuat bola tetap mengalir di atas rumput lapangan dengan umpan cepat dari kaki ke kaki.

Untuk memuluskan taktik menyerang ini, Sarri juga menginstruksikan pemainnya untuk menerapkan high pressing kepada lawannya. Sehingga counter cepat bisa segera dilakukan ketika bola berhasil direbut. "Sarriball" sendiri mempunyai pakem formasi yang menjadikan gaya bermainnya menjadi atraktif dan sedap dipandang.

Sejak di Napoli, Sarri selalu memakai pakem formasi 4-3-3. Untuk menciptakan high pressing ketika bertahan, formasi ini akan berubah menjadi 4-5-1 atau 4-4-2. Dan di Juventus musim ini, formasi itu masih Sarri terapkan.

Masalah "Sarriball" di Juventus

Di Juventus, Sarri tetap menerapkan formasi 4-3-3. Formasi ini sering terlihat berganti menjadi 4-3-1-2 atau 4-3-2-1 namun, intinya tetap menggunakan 3 penyerang di depan. Ketika bertahan, Juve sering merubah formasinya menjadi 4-4-2 menyisakan 2 penyerang dan menambah 1 gelandang untuk memutus aliran bola lawan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun