Mohon tunggu...
IrfanPras
IrfanPras Mohon Tunggu... Freelancer - Narablog

Dilarang memuat ulang artikel untuk komersial. Memuat ulang artikel untuk kebutuhan Fair Use diperbolehkan.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Menyoal Kegagalan AC Milan di Coppa Italia; Kalah ya Kalah, Jangan Banyak Alasan

14 Juni 2020   12:40 Diperbarui: 14 Juni 2020   12:43 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hakan Calhanoglu kecewa AC Milan gagal lolos ke final Coppa Italia. | foto: instagram@acmilan via kompas.tv

Wajar, Orsato memang terkesan memihak Juve. Wajar dong bila Calhanoglu kecewa. Tapi sayangnya, sebagai pendukung setia Milan, saya menangkap pernyataan Calhanoglu sebagai sebuah alasan belaka.

Ante Rebic mendapat kartu merah langsung di awal pertandingan| foto: skysports.com
Ante Rebic mendapat kartu merah langsung di awal pertandingan| foto: skysports.com
Kalah ya kalah saja. Begitu balasan fans Si Nyonya Tua menanggapi gunjingan milanisti. Ya, tak salah memang. Jika pernyataan Calhanoglu itu untuk membela Ante Rebic, maka itu adalah sebuah pernyataan konyol.

Apa yang Rebic perbuat itu adalah tindakan konyol. Fyi, Rebic mendapat kartu merah langsung di menit ke-17 karena dinilai melakukan tendangan kungfu ke arah Danilo. Kejadian ini terjadi hanya beberapa detik setelah eksekusi penalti Ronaldo membentur tiang gawang.

Rebic bermaksud mengejar bola liar dengan mengangkat kaki setinggi dada untuk melanjutkan serangan balik. Tak disangka Danilo tiba-tiba muncul dan benturan tak terelakkan. Jika dilihat dari tayangan ulang, bisa jadi Rebic tak sengaja.

Tapi apapun alasannya, tindakan itu merupakan tindakan konyol. Rebic lupa bahwa ia sekarang adalah andalan Milan. Ia seolah lupa bahwa dirinya adalah satu-satunya ujung tombak yang dimainkan dan bisa diharapkan.

Milan di laga itu tak bisa tampil dengan kekuatan penuhnya. Ada yang menyebut kalau Milan sudah dikempesi sejak leg 1. Theo absen akibat akumulasi kartu setelah di leg 1 mendapat kartu merah. Ibrahimovic juga absen akibat akumulasi kartu dan cedera. 

Kembali, kehilangan Rebic adalah bencana bagi Milan. Tak cuma harus bermain 10 orang tapi juga serangan Milan jadi tumpul. Kehilangan striker ketika pertandingan baru berjalan 17 menit tentu sangat merugikan jika harus mengganti pemain lain dengan striker cadangan.

Akibatnya bisa ditebak, Milan jadi bulan-bulanan Juve. Sudah kalah di lini tengah, lini depan juga tak punya taji, alhasil pertandingan itu menjadi pertarungan Juventus melawan pertahanan Milan.

Statistik pertandingan juga menunjukkan hal serupa. Milan yang bermain dengan formasi 4-2-3-1 kalah ball possession dari Juve yang bermain dengan formasi 4-3-3 ala Sarriball. Menurut footyroom.co Juve unggul ball possession hingga 64%.

Penguasaan bola yang jauh lebih unggul ini berdampak pada agresivitas kedua tim. Sepanjang 2x45 menit, Juve mencatat 7 tendangan tepat sasaran. Untungnya Milan punya Gigio Donnarumma di bawah mistar gawang yang mampu menggagalkan ketujuh percobaan tendangan Juve tersebut.

Sementara Milan tak mampu menyamai itu. Menuru sofascore, 6 percobaan pemain Milan ke gawang Buffon tak ada yang tepat sasaran, 4 melenceng dan sisanya diblok bek Juve. Milan juga hanya mencatat 1 tendangan pojok dibanding Juve yang melakukannya 13 kali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun