Mohon tunggu...
IrfanPras
IrfanPras Mohon Tunggu... Freelancer - Narablog

Dilarang memuat ulang artikel untuk komersial. Memuat ulang artikel untuk kebutuhan Fair Use diperbolehkan.

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Emas dan Perak, Hasil Realistis Tim Beregu Bulutangkis Indonesia

6 Desember 2019   07:57 Diperbarui: 6 Desember 2019   07:59 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tim beregu putra merayakan keberhasilannya meraih medali emas SEA Games 2019 (sumber: bola.kompas.com)

Indonesia sukses menambah perolehan medali di ajang SEA Games Filipina 2019. Dari cabang olahraga (cabor) Bulutungkis kategori beregu, Indonesia berhasil memperoleh 1 emas dan 1 perak.

Tim beregu putra berhasil mencapai target emas dan berhasil mempertahankan status juara bertahan sejak SEA Games 2007 lalu. Medali emas yang diperoleh tim beregu putra juga menjaga tradisi emas bulutangkis beregu putra di SEA Games.

Di final beregu putra, Indonesia bersua Malaysia setelah mengalahkan perlawanan Thailand di babak semifinal. Di laga tersebut, Indonesia menurunkan Jonatan Christie , Anthony Sinisuka Ginting, dan Shesar Hiren Rhustavito di nomer tunggal putra. Sementara pasangan Fajar Alfian/Rian Ardianto dan Wahyu Nayaka/Ade Yusuf turun di nomer ganda putra.

Laga sarat gengsi tersebut akhirnya dimenangkan Indonesia dengan skor 3-1 atas musuh bebuyutan Malaysia. Di laga final itu, hanya pasangan Fajar/Rian yang gagal menyumbang angka untuk Indonesia. Sementara Jojo dan Ginting sukses menyumbang angka.

Di pertandingan keempat, Wahyu/Ade berhasil memenangkan pertarungan atas ganda Malaysia dan memastikan medali emas bagi Indonesia. Bagi Wahyu/Ade, ini merupakan SEA Games pertama bagi mereka. Debut mereka kali ini begitu spesial karena sukses menyumbang emas di kesempatan pertama mereka.

Indonesia sukses menjaga tradisi emas beregu putra cabor bulutangkis (sumber: badmintalk)
Indonesia sukses menjaga tradisi emas beregu putra cabor bulutangkis (sumber: badmintalk)
Sementara tim beregu putri Indonesia hanya berhak mendapat medali perak setelah di laga final kalah dari tim Thailand. Hasil yang diperoleh tim beregu putri bisa dibilang hasil yang realitis. Sangat realistis malahan. Thailand yang mendapat medali emas memang telah menguasai kategori beregu putri sejak SEA Games 2011 lalu.

Terakhir kali Indonesia memperoleh medali emas kategori beregu putri adalah di SEA Games 2007. Ketika itu, Indonesia sukses mengawinkan medali emas beregu putra dan putri. Bahkan tim bulutangkis Indonesia menyapu bersih semua kategori bulutangkis yang dipertandingkan. Hasil seperti itulah yang sebetulnya dikehendaki, namun sayangnya tim beregu putri yang dimotori Fitriani dan Gregoria di nomer tunggal putri gagal meraih medali emas sehingga sapu bersih medali dipastikan gagal.

Penampilan tim beregu putra berbeda dengan tim putri. Tim putra yang dimotori Jonatan Christie dan Anthony Ginting ternyata masih terlalu tangguh bagi lawan-lawannya di Asia Tenggara. Jojo dan Ginting sengaja diturunkan di kategori beregu putra memang khusus diandalkan untuk meraih medali emas.

Keduanya yang merupakan pebulutangkis 10 besar BWF berhasil menjawab kepercayaan tim pelatih dengan menyapu bersih pertandingan tunggal putra yang mereka jalani di kategori beregu putra dengan kemenangan.

Sukses yang diraih Jojo dan Ginting sayangnya tidak bisa ditiru oleh Fitriani di tim beregu putri. Fitri selalu kalah di 3 pertandingan yang ia jalani bersama tim beregu putri.

Hasil yang bisa dibilang mengecewakan, pasalnya Fitri merupakan salah satu pebulutangkis putri terbaik Indonesia saat ini dan menjadi andalan tunggal putri di tim beregu putri bersama Gregoria dan Ruselli. Hasil buruk di kategori beregu membuat tim pelatih akhirnya memilih menurunkan Ruselli Hartawan menggantikan Fitriani di kategori perorangan. 

Tim beregu putri sukses meraih medali perak (sumber: badmintalk)
Tim beregu putri sukses meraih medali perak (sumber: badmintalk)
Pada akhirnya, memang medali emas dan perak yang diraih tim beregu putra dan putri adalah hasil yang paling realistis. Tim putra masih begitu tangguh di kawasan Asia Tenggara. Regenerasi di tim putra juga berjalan cukup baik. Selalu ada nama-nama baru yang berhasil menyumbang prestasi bagi Indonesia.

Sementara di kubu putri, regenerasi tidak cukup berjalan dengan baik. Indonesia masih merindukan sosok seorang Susi Susanti di tunggal putri. Ya, minimalnya ada sosok pebulutangkis tunggal putri Indonesia seperti Bellaetrix Manuputty atau Maria Kristin yang berhasil meraih medali emas tunggal putri bulutangkis SEA Games di tahun 2013 dan 2007 yang lalu. Di sektor ganda putri, Indonesia juga sudah lama tidak mendapat emas setelah terakhir kali mendapatkannya di tahun 2011.

Pada akhirnya, cabor bulutangkis kategori beregu telah usai dipertandingkan. Apa yang sudah terjadi sudah selayaknya dijadikan bahas evaluasi. Masih ada kategoti perorangan yang dimulai 5 Desember hingga 9 Desember nanti. Untuk sementara, update pertandingan babak 16 besar tanggal 5 Desember, hanya Firman yang telah tumbang di tunggal putra atas unggulan dari Thailand. Selebihnya, pebulutangkis Indonesia masih punya peluang meraih medali.

Di kategori perorangan ini, pasangan Fajar/Rian di ganda putra, Praven/Melati di ganda campuran, dan Greysia/Apriyani diharapkan dapat meraih medali emas. Secara ranking, ketiganya juga sudah mencicipi 10 besar BWF. Bahkan ketiganya di SEA Games 2019 ini menjadi unggulan pertama. Bagaimana dengan tunggal putra dan putri? Di tunggal putra masih ada nama Shesar Hiren Rhustavito (Vito) yang punya peluang. Sementara di tunggal putri, Indonesia menurunkan Gregoria Mariska dan Ruselli Hartwan, dan keduanya juga masih punya peluang meraih emas.

Kita doakan saja atlet yang turun di kategori perorangan bisa menyumbang emas bagi Indonesia dan meneruskan tradisi emas di ajang SEA Games. Aamiin. Salam Olahraga. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun