Mohon tunggu...
IrfanPras
IrfanPras Mohon Tunggu... Freelancer - Narablog

Dilarang memuat ulang artikel untuk komersial. Memuat ulang artikel untuk kebutuhan Fair Use diperbolehkan.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Nasib Tim Debutan dan Juara Bertahan di Piala Eropa 2020

3 Desember 2019   23:07 Diperbarui: 4 Desember 2019   06:06 501
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Trofi Piala Eropa 2020 akan diperebutkan 24 tim (sumber: bola.kompas.com)

Sementara dari grup C, mirip dengan Bosnia, Israel juga memupuk asa untuk tampil pada putaran final Piala Eropa untuk pertama kalinya selepas memutuskan bergabung menjadi anggota UEFA. Ya, Israel dulunya merupakan anggota AFC sebelum menyebrang ke UEFA pada tahun 1991. Tapi langkah mereka bakal berat mengingat Skotlandia akan jadi lawan di semifinal dan apabila lolos final mereka sudah ditunggu Norwegia/Serbia.

Besar harapan penikmat sepakbola dunia untuk bisa melihat aksi tim debutan di putaran final Piala Eropa tahun depan. 2016 lalu, Islandia dan Wales sebagai tim debutan sukses mencuri perhatian eropa. Islandia yang menjalani debut di Piala Eropa 2016 sukses mencapai babak perempat final sebelum dikandaskan tuan rumah Prancis. Sementara Wales tampil lebih memukai dengan mampu mencapai babak semifinal di Prancis 2016 lalu.

Kita tunggu saja siapakah tim debutan di Piala Eropa 2020 nanti dan kita doakan semoga penampilan mereka tidak mengecewakan para penikmat bola.

Nasib Juara Bertahan dan Juara Piala Dunia di Piala Eropa 2020

Update terbaru, Sabtu (30/11/2019) lalu telah dilakukan drawing babak grup putaran final Piala Eropa 2020. Hasilnya ada kejutan besar yang mempertemukan juara bertahan dan juara piala dunia dalam satu grup.

Hasil undian babak grup putaran final Piala Eropa 2020 (sumber: espn.com)
Hasil undian babak grup putaran final Piala Eropa 2020 (sumber: espn.com)
Portugal (juara Piala Eropa 2016), Jerman (juara Piala Dunia 2014), dan Prancis (juara Piala Dunia 2018) berada dalam satu grup di grup F. Rasa-rasanya mereka tidak akan saling mengalah jadi laga sengit pasti akan tersaji dan bukan tidak mungkin salah satu dari mereka akan tumbang di fase grup.

Kenapa mereka bisa satu grup? Jawabannya sederhana, ketiga tim tersebut berada dalam pot berbeda ketika dilangsungkan drawing. Jerman ada di pot 1, Prancis di pot 2, dan Portugal di pot 3, sehingga ketiga tim bisa bertemu dalam satu grup. Penentuan pot tersebut didasarkan pada performa di babak kualifikasi.

Melihat performa ketiga negara di babak kualifikasi dan laga persahabatan, Prancis lebih unggul. Jerman selepas menjadi kampiun Piala Dunia 2014 lalu, penampilannya kurang meyakinkan. Pensiunnya beberapa pemain senior dan regenerasi menjadi kendala bagi Jerman. Sementara Portugal sudah biasa tampil dramatis di laga-laga penting kualifikasi maupun putaran final.

Jika ingin lolos, Jerman, Prancis, dan Portugal harus saling mengalahkan. Bisa jadi grup F ini akan sangat seru dan menghadrikan kejutan. Apalagi masih ada Islandia, Rumania, Bulgaria atau Hungaria yang akan masuk ke grup neraka ini.  

Penikmat bola sejati pasti menunggu-nunggu aksi ketiga juara di grup neraka ini. Namun ketahuilah, piala eropa selalu menghadirkan kejutan tak terduga. Pada tahun 2004 siapa yang menyangka Yunani menjadi kampiun setelah mengalahkan Portugal dengan Luis Figo-nya?

Di tahun 2008 dan 2012, Spanyol mencetak rekor sebagai tim pertama yang berhasil mempertahankan trofi Piala Eropa. Dan pada 2016 lalu di Prancis, Portugal menjadi juara setelah hanya menempati posisi ketiga terbaik di babak grup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun