Mohon tunggu...
Kebijakan Pilihan

Politik SARA Melahirkan Alergi Politik

15 November 2018   17:45 Diperbarui: 15 November 2018   18:05 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dalam situasional seperti ini politik bukan hanya sekedar mengejar kekuasaan melainkan terhadap hal-hal yang tidak substansial dan cenderung bersifat individual. Politik dewasa ini dipahami sebagai pijakan untuk mendapatkan kekuasaan tertinggi dalam sebuah organisasi namun menghilangkan dampak edukasi untuk mencerdaskan masyarakat sehingga sebaliknya politik dewasa ini mengarah kepada hal-hal yang sangat dekat dengan kecacatan akal dan moral dalam etika berbangsa dan bernegara.

Politik seharusnya membangun persaingan dengan masalah-masalah esensial yang akan berdampak baik pada kemajuan bangsa dan negara bukan malah menjatuhkan dan membodohi masyarakat dengan propaganda perang "SARA". 

Politik SARA melegitimasi bahwa masih banyak oknum-oknum yang gagal dalam pemahaman demokrasinya namun berhasrat untuk mendapatkan kekuasaan paling tinggi dalam organisasi.

Pantas sebenarnya kita dalam mengelaborasi politik hari ini lalu membenahinya untuk mencegah terjadinya perang saudara hanya demi kepentingan semata. SARA memberikan ruang tersendiri bagi para pelaku hoax dan oknum politikus yang memberdayakannya sebagai upaya pencapaian kekuasaan.

Apabila kita mengelaborasi politik SARA ini,akan kita pahami bahwa hal ini merupakan sebuah bentuk politik yang akan mengarah pada gerakan separatisme namun tidak terlihat secara fisik maupun ideologis karena dilindungi oleh politik demokrasi. 

Apabila memahami politik SARA hanya sebagai cara buruk untuk mencapai kekuasaan maka seseorang tersebut kurang mengelaborasi apa sebenarnya dampak SARA itu. 

SARA kemudian akan melahirkan semacam penyakit alergi terhadap politik karena nilai-nilai edukasi sebagai obat ataupun pencegah terjadinya perpecahan gagal untuk diterapkan. Alergi politik ini timbul karena pemahaman masyarakat yang sangat kurang dalam memahami politik sebagai alat untuk menjalankan pemerintahan,bangsa maupun negara.

Bangsa ini patut untuk gelisah akan kehadiran politik SARA ini karena bukan hanya akan melahirkan perpecahan secara kedaerahan namun akan melahirkan perpecahan secara nasional yang kemudian akan diakhiri dengan bubarnya negara ini. SARA dapat dipahami sebagai sebuah doktrin untuk apatis terhadap politik karena nilai-nilai yang salah ditanamkan dalam diri seseorang untuk membenci sekelompok golongan.

Alergi politik kemudian muncul karena persepsi masyarakat terhadap kancah perpolitikan akan menjadi buruk. Politik tidak lagi dipandang sebagai alat untuk mencapai pemerintahan yang baik namun hanyalah sebagai alat para politikus yang haus akan kekuasaan. 

Wajar saja apabila doktrin seperti ini kemudian berkembang didalam masyarakat yang pada akhirnya akan menamakan diri mereka netral sehingga kemudian memilih untuk menjadi Golput dalam perhelatan politik mendatang. 

Bangsa ini kemudian belum pantas disebut bangsa yang demokratis karena kehilangan intelektualnya dalam berdemokrasi,hari ini bangsa ini lebih tepat sebagai bangsa yang terjajah oleh oknum politikus yang tidak tahu menahu tentang etika berdemokrasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun