Ini semua perkara bahasa menguji mata menjadi rasa
Tanpa batas diantara kelas, menjadikan kita ruang perapian
Yang dirangkai kata untuk saling berhadap dan menatap kala usia senja
Sembari membaca aksara pada malam yang penuh rona purnama
Â
Apakah arti rindu ?
Jika jarak selalu bergerak dan waktu terlalu menggerutu
Apakah makna luka ?
Apabila sepi tak lagi berpuisi dan lirik masih bercumbu oleh detik
Â
Aku, sebatas separuh luka atau sebutir rindu ?
Kadang mengganggumu yang sedang menikmati bintang
Kadang pula mengusikmu kala melihat langit yang begitu banyak metafora
Juga merintangimu yang tengah berjalan merajut mimpi pada alam bebas
Â
Bukankah sudah berbilang ketika pulang menjelang ?
Bahwa cinta adalah penjara yang menodai kemerdekaan kalbu adam dan hawa
Bahwa cinta ialah hening para dewa ketika kalah dalam perang berbuah malapetaka
Bahwa cinta merupakan sajak yang menciptakan dunia ilusi, dengan akhir surga atau neraka
Â
Diriku, di antara segala yang tidak kupahami
Terlalu cepat kupelajari dan terlampau lambat ku mengerti  dan kau di kejauhan
Apabila suatu saat melebur dengan mu, kemudian kita bicarakan apa saja
Namun, kalau tinggal kenangan, apa itu antara rindu atau lukamu ?
Â
Hanya semesta yang merangkum
Logika yang hendak  menyimpan analogi aku, kamu dan kita
Ttd, Muhammad Irfan Fauzi
JanuariÂ
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!