Kewajiban kita sebagai manusia untuk berpuasa di bulan suci Ramadan, merupakan sebuah ibadah wajib yang diberikan perintah oleh Tuhan melalui Nabinya yaitu Muhammad Saw untuk disampaikan kepada umatnya, yaitu kita semua.
Perintah kewajiban untuk berpuasa juga diturunkan dalam sebuah Surat Al-Baqarah ayat 183, artinya :
"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu untuk berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa".
Sudah jelas kiranya berpuasa merupakan sebuah lading amal ibadah untuk kita mengumpulkan amalan kebaikan yang sebanyak-banyaknya. Guna untuk bekal kita menghadap Allah Swt, sebagai pertanggung jawaban atas segala perbuatan kita selama berada di muka bumi ini.
Berpuasa juga memiliki banyak pelajaran yang bisa kita ambil hikmahnya. Salah satunya yaitu pada saat sahur dan berbuka puasa. Di momen ini kita harus belajar tentang Mindful Eating, agar kita tidak menjadi orang-orang yang tidak bersyukur atas nikmat yang Allah telah berikan kepada kita.
Arti Mindful Eating
Istilah Mindful Eating sering kita dengar dari berbagai macam platform media sosial, yang artinya sebuah teknik makan dengan penuh kesadaran, baik saat mengkonsumsi makanan maupun minuman. Teknik ini pun mampu merubah kita memebantu kita dalam mengubah pola makan menjadi lebih sehat dan terkontrol.
Untuk menerapkan Mindful Eating memiliki banyak banyak manfaat apabila kita melakukannya dengan baik dan benar. Mindful Eating mampu membantu kita dalam mengatur kebiasaan makan kita, lalu bisa juga memperbaiki pola makan yang baik untuk kesehatan.
Kemudian manfaat yang lain bisa kita terima adalah membantu kita dalam program menguruskan badan. Selain itu mindful eating mampu melatih kita untuk memilih dan memilah mana makanakan yang sehat dan tidak sehat juga.
Sahur dan Berbuka Mengajarkan Arti Kesederhanaan di Bulan Suci Ramadan
Berpuasa pada bulan suci Ramadan memiliki tujuan yang sangat baik untuk kita dalam memahami arti kata dari bersyukur. Berpuasa melatih kita untuk bisa memiliki rasa simpati dan empati terhadap saudara-saudara kita yang tidak memiliki nasib yang sama dengan kita yang berkecukupan.
Dari pagi kita belajar untuk bisa menahan haus dan lapar. Disamping itu juga kita belajar untuk bersabar dan harus bisa untuk mengendalikan emosi dan hati kita untuk tetap tenang dan tawadhu. Semua itu kita lakukan dalam waktu yang bersamaan.