Mohon tunggu...
Irfan Fandi
Irfan Fandi Mohon Tunggu... Buruh - Menulis dan Membaca adalah suatu aksi yang bisa membuat kita terlihat beda dari orang yang disekitar kita

Email : irvandi00@gmail.com || Suka Baca dan Nonton Film || Pekanbaru, Riau ||

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Belajar Kasus Rachel Vennya, Keadilan di Indonesia Sebatas Nilai Kesopanan

14 Desember 2021   17:00 Diperbarui: 14 Desember 2021   18:06 1296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto : suara.com | Ilustrasi Rachel Vennya menghadiri persidangan 

Dengan hasil keputusan ini saya akan berani menjamin kasus berikutnya akan muncul dan timbul dalam negeri ini dengan kasus yang sama. Seandainya hukuman penjara diberikan selama satu minggu untuk menimbulkan efek jera dan rasa takut orang lain untuk melakukan hal yang sama, saya yakin dan percaya orang-orang dan masyarakat kita akan berfikir dua kali untuk melakukan hal yang sama dalam kasus ini.

Semua orang berhak untuk mendapatkan keadilan

Setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban yang harus dilakukan sebagai pelaku dalam bernegara. Siapa yang melakukan kesalahan harusnya dilakukan tindakan yang sesuai dengan aturan yang berlaku, bukan mempelintir pelaku seakan dia tidak melakukan kesalahan dan membiarkannya bebas berkeliaran tanapa ada hukuman.

Sumber foto : suara.com | Ilustrasi Rachel Vennya menghadiri persidangan 
Sumber foto : suara.com | Ilustrasi Rachel Vennya menghadiri persidangan 

Setiap orang butuh dengan namanya keadilan, tapi kita harus percaya bahwa keadilan yang sesungguhnya akan kita terima diakhirat nanti pada hari pembalasan. Namun, kita harus masih tetap percaya dengan manusia karena tidak semua manusia melakukan hal yang bodoh seperti dilakukan oleh orangorang yang tidak memiliki kompeten dan ilmu dibidangnya.

Dengan adanya kasus diatas, keadilan dinegeri ini masih abu-abu dan tidak bisa dipercaya. Kita selalu menyaksikan banyaknya ketidakadilan yang terjadi hanya dengan kasus masalah yang serupa, tergantung pelakunya seperti apa dulu orangnya. Apakah pelaku artis, orang kaya, pejabat atau orang biasa. Setiap kategori memiliki hukumannya masing-masing dan ketidakadilan selalu terjadi kepada orang-orang biasa dan tidak memiliki kekuasaan seperti uang dan jabatan untuk menyumpal mulut para pendosa yang berani melakukan perbuatan yang hina.

Dunia seakan semakin hilang rasa jati dirinya karena diisi oleh manusia-manusia yang tamak dan rakus, dengan rasa ketidak puasan yang mereka miliki sehingga merkea berani untuk melakukan hal apa saja yang penting mengahsilkan untuk hidup mereka. Ingat, apa pun keputusan dan kebijakan yang telah ditetapkan maka aka nada pertanggung jawabannya. Jika tidak diatas dunia ini maka pertanggung jawaban akan diminta apada akhir hayat ketika hari pembalasan datang dari Tuhan yang Maha Adil dan Bijaksana.

Saya banyak belajar dengan berbagai kasus dan peristiwa yang terjadi dalam negeri ini. Kasus ini merupakan umbu dari berdirinya sebuah negara maju yang memiliki batu kerikil yang hars dilewati untuk bisa melangkah lebih maju lagi. Suatu hari nanti kita percaya bahwa negeri ini akan dipimpin dan diisi oleh orang-orang yang memiliki kompeten dan ilmu pada bidangnya, tidak sembarangan dalam mengambil sebuah keputusan yang sangat dipertaruhkan hasilnya.

Manusia adalah tempat melakukan banyak kesalahan dan kekhilafan, tapi tidak semua manusia mau jatuh pada satu lobang yang sama karena kebodohan mereka. Jadilah manusia yang memiliki integritas dan pendirian yang kuat dalam memutuskan suatu langkah untuk tidak salah jalan. Dunia bukan tempat hidup kita selamanya melainkan tempat sebuah persinggahan sementara yang ahrus dibekali dengan banyak amalan dan perbuatan yang baik bukan sebaliknya.

Semoga dengan adanya kasus ini membuka mata dan pikiran kita untuk tetap menjadi manusia yang memiliki akal pikiran yang sehat. Sesuatu tindakan yang ingin kita lakukan harus dipikirkan dengan baik agar tidak menimbulkan masalah yang bisa merusak segalanya. Jadikan kasus diatas sebagai pembelajaran dan pengetahuan buat kita, mulailah mengingatkan diri sendiri terlebih dahulu untuk melakukan kebaikan agar orang disekitar bisa mengikutinya.

Salam inspirasi dans emoga bermanfaat

Pekanbaru, 14 Desember 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun