Mohon tunggu...
Irfan Fandi
Irfan Fandi Mohon Tunggu... Buruh - Menulis dan Membaca adalah suatu aksi yang bisa membuat kita terlihat beda dari orang yang disekitar kita

Email : irvandi00@gmail.com || Suka Baca dan Nonton Film || Pekanbaru, Riau ||

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Resensi Novel "Bedebah di Ujung Tanduk" Karya Tere Liye, Kekacauan Ada di Mana-mana

20 November 2021   12:30 Diperbarui: 20 November 2021   12:32 10012
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto : Dokumentasi Pribadi

"Saat kita tidak tahu lagi beda baik dan buruk dalam kehidupan, kita selalu bisa memilih untuk terus peduli. Karena kepedulian adalah kunci membuka banyak penjelasan. Semoga akhirnya kita bisa menjadi bagian yang baik." (Halaman : 64)

Tere liye merupakan penulis yang sangat produktif dalam menerbitkan novel setiap tahunnya, hasil karya tulisan beliau selalu ditunggu-tunggu dan dinantikan oleh banyak para pembacanya, Novel "Bedebah di Ujung Tanduk" merupakan karya beliau yang ke 49 dari semua total buku yang telah diterbitkan dari tangan dinginnya. Semua karya Tere Liye merupakan buku Best Seller untuk skala nasional di seluruh Indonesia, Novel "Bedebah di Ujung Tanduk" akan mengikuti jejak penjualan dari semua karya Tere Liye yang akan menjadi Best Seller juga. Pastinya hehehehehee

Novel "Bedebah di Ujung Tanduk" merupakan sekuel dari buku Tere Liye yang memiliki beberapa judul yaitu Negeri Para Bedebah, Negeri di Ujung Tanduk, Pulang, Pergi dan Pulang-Pergi. Yang menarik dari Novel ini adalah cerita didalamnya menggabungkan dua tokoh karakter di dalam dua novel yang berbeda, seperti Bujang "Si Babi Hutan" dalam Novel Pulang dan Pergi, Thomas dalam Novel Negeri Para Bedebah dan Negeri di Ujung Tanduk. Penggabungan karakter terdapat pada Novel kelima Tere Liye dengan judul Pulang-Pergi hingga berlanjut ke Novel terbaru sekarang ada ditangan saya yang akan saya bahas saat ini yaitu "Bedebah di Ujung Tanduk".

Negeri Para Bedebah dimana pencuri, perampok, bagai musang berbulu domba. Di depan, wajah mereka tersenyum penuh pencitraan. Di belakang, penuh tipu-tipu. Negeri di Ujung Tanduk pencuri, perampok, berkeliaran menjadi penegak hokum. Di depan, di belakang, mereka tidak malu-malu lagi. Novel Bedebah di Ujung Tanduk menceritakan kelanjutan kisah dari Thomas yang telah melakukan kesalahan dalam sebuah transaksi maha besar yang membangunkan musuh lama dari persembunyiannya, permasalahan tersebut mempengaruhi dunia Economy Shadow yang telah digeluti oleh Bujang "Si Babi Hutan" Bujang.

Membaca buku ini membuat saya memiliki beberapa pandangan yang menarik untuk disimak oleh para pembaca dalam mengikuti isi cerita dalam novel yang dibuat oleh Tere Liye dengan sangat baik. Novel ini sangat berani dalam mengangkat sebuah isu yang terjadi di dunia baik didalam negeri maupun di luar. Semuanya memiliki keterkaitan antara satu kejadian dengan kejadian yang lain, sehingga membuat pembaca larut dalam isi cerita yang sangat mengagumkan.

Novel Bedebah di Ujung Tanduk memiliki alur cerita yang maju dari satu kisah ke kisah berikutnya, alur cerita yang menawan membuat tokoh didalam sangat dekat dengan para pembacanya. Tokoh Bujang dan Thomas seakan hidup dan berasa seperti ada dalam kehidupan nyata saat ini, memiliki kekuasaan, kemewahan dan pemasalahan yang pelik dari setiap bab yang disuguhkan oleh Tere Liye dalam novel terbarunya ini.

Sumber foto : Dokumentasi Pribadi
Sumber foto : Dokumentasi Pribadi

"Hati yang bersih, selalu mampu menemukan alasan untuk memaafkan dan mengasihi. Hati yang kotor, selalu bisa membuat alasan untuk membenci dan memusuhi." (Halaman : 102)

Kehadiran tokoh Yuki dan Kiko, pasangan kembar Ninja dari cucu Guru Bushi menambah warna dari sepanjang perjalanan kisah Bujang dan Thomas dalam menyelesaikan tantangan yang sedang mereka hadapi. Kehadiran mereka membuat cerita lebih berwarna, kekocakan terjadi perdebatan antara Kiko dengan Bujang yang selalu mengundang tawa pembaca melihat kelakuan anak kembar ini. Persoalan kali ini sangat besar dan memiliki musuh yang lebih kuat, Thomas dan Bujang harus mengumpulkan kekuatan penuh. Teman-teman yang dulu kini hadir membantu seperti Tuan Salonga, Junior, Ayako, White dan Meggie, mereka hadir dalam porsi yang sangat tepat dan membuat isi cerita semakin menarik dan membuat pembaca lebih gergetan.

"Dalam hidup ini, selalu lebih baik berhasil menaklukkan diri sendiri daripada menang melawan ribuan musuh. Kedamaian ada di hati kita sendiri, bukan dihati orang lain". (Hal : 111)

Tere Liye sangat piawai dalam membuat plot twist cerita yang akhirnya pembaca menduga-duga sendiri akan mau dibawa kemana kisah Bujang dan Thomas ini berakhir, kemunculan saudara kandung Bujang dalam pertempuran besar ini menambah kejutan buat para pembaca di beberapa bagian bab terakhir dalam Novel "Bedebah di ujung Tanduk". Dengan demikian Bang Tere berhasil membuat pembaca menggerutu sendiri karena kisah yang diharapkan tidak sesuai dengan apa yang dipikirkan oleh pembacanya, ini sebuah skil dan kepiawaian dari beliau dalam membolak balikkan perasaan yang membaca cerita dalam karya novelnya.

Novel "Bedebah di Ujung Tanjung" menguji kesetiaan dalam hubungan persahabatan antara Thomas dan Bujang, mereka bersatu dalam menyelesaikan masalah yang ada dihadapan mereka. Musuh yang dihadapi bukanlah yang sembarangan karena mereka telah lama bersembunyi dalam kekuatan yang penuh, mereka bangun dari tempat tidur mereka untuk melakukan perlawanan balik dan meminta pertanggung jawaban dari orang yang telah menggangu kenyamanan dunia mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun