Mohon tunggu...
Irfan Fandi
Irfan Fandi Mohon Tunggu... Buruh - Menulis dan Membaca adalah suatu aksi yang bisa membuat kita terlihat beda dari orang yang disekitar kita

Email : irvandi00@gmail.com || Suka Baca dan Nonton Film || Pekanbaru, Riau ||

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Nostalgia Masa Kecil (Cerita Bersambung Eps #2)

19 September 2021   07:00 Diperbarui: 19 September 2021   07:07 487
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto dari Pexel fotografi Cottonbro

Ketika masa sekarang film anak-anak dan lagu nyanyian untuk anak-anak susah didapat, pada masaku sangat beruntung karena masih mengenal artis cilik seperti Trio Kwek-kwek, Kiky, Tasya, Chikita Meidi, Pertualangan Sherina dan masih banyak lagi. Pada masa itu semua film dan lagu anak-anak sangat indah pada masanya di tahun '90-an karena semuanya ada, setiap hari minggu selalu menjadi hari paling bahagia untuk anak-anak karena dari pagi hingga menjelang siang hari film kartun dan film anak-anak setia menemani kami dengan ramah dan baik sekali.

Jika dibandingkan dengan saat ini anak-anak tidak lagi bisa menikmati masa-masa indah itu, karena perkembangan teknologi yang semakin canggih dan mengubah segala pola yang ada di masa lampau. Anak-anak sekarang lebih dikenal dengan anak zaman millennial, tapi kami bahagia menjadi anak zaman 90-an.

Setelah pendidikan Subuh biasanya kami akan balik kerumah masing-masing dan memberishkan diri untuk bersiap-siap bermain dengan kawan-kawan yang lain. Masa itu anak-anak suka mengumpul dengan sebayanya dan berkumpul di salah satu rumah kawan yang memiliki fasilitas TV yang lebih bervariasi siarannya, pada zaman itu tidak semua orang memiliki TV dan memiliki tayangan yang bagus karena butuh uang lebih untuk membeli perlatan untuk mendukung hal itu.

Tapi itu tidak menjadi masalah dalam kamus kami dikala itu, kami bersama-sama saling menjemut dari satu rumah ke rumah kawan yang lain untuk bareng-bareng datang ke rumah kawan yang memiliki fasilitas itu. Paling bersyukurnya adalah orang tua kala itu masih lebih suka melihat anak-anak berkumpul dan bermain bersama-sama, kami akan bersenda gurau sambal menonton tayangan film kartun yang dibuat secara beruntuk oleh pemilik siaran Tv, dari film Chibi Maroko Chan, Sin Chan, Doraemon, Power Ranger, Dragon ball dan semua siaran seakan-akan berlomba-lomba untuk memberikan tayangan terbaik untuk anak-anak pada kala itu. Sungguh membahagiakan luar biasa rasanya.

"Yok kita sholat dan nanti lanjut lagi ngumpul bersama-sama dengan makan bersama" ujar salah satu komandan dalam kelompok kami kala itu. Ia adalah kakak ku sendiri bernama "Magdalena", apa pun yang disampikannya pasti kami akan mengikutinya karena ia bisa menuntun kami dalam bermain dan terus bersama-sama.

Kegiatan makan siang bersama-sama itu sebuah kebiasaan dalam pertemanan kami dalam berkawan. Kami akan pulang kerumah masing-masing setelah sholat bersama-sama di surau, surau selalu rame dengan kehadiran anak-anak yang menjadi makmum dibelakang orang tua. Walau terkadang pernah salah satu kawan yang usil melakukan sebuah tindakan yang membuat kami tertawa dalam sholat dan serentak kami semua mendapatkan hukuman setimpal dari apa yang telah kami lakukan secara bersama-sama.

Setelah sholat kami akan mengambil nasi dan makan siang dirumah masing-masing, kami akan kembali berkumpul dibawah pohon jambu rindang yang ada di depan halaman rumah ku. Kami selalu makan bersama disana sambal bersenda gurau, kadang sekali-kali kami akan bertukar lauk untuk bisa saling menikmati apa rasanya daging dan lauk mewah lainnya dari kawan yang lebih mapan hidupnya.

Kalo dilihat dari zaman sekarang mungkin jarang kita melihat kejadian hal serupa seperti pengalaman nostalgiaku dimasa kecil bersama kawan-kawan yang luar biasa. Hari ini anak-anak berkumpul hanya untuk sibuk dengan smartphonenya masing-masing. Ada yang bermain game online dan ada pula yang sibuk dengan membalas komentar yang ada di akun media sosialnya masing-masing, ini sangat jauh bertolak belakang dengan zaman tahun 90-an.

"Habis makan siang ini kita main sepak sabut yok" ujar Dulman dalam mengisi pembicaraan dikala makan siang bersama-sama, kami semua merespon dengan antusias dan penuh semangat. Dulu permainan anak-anak secara tradisional sangat kental dan sering dimainkan oleh anak-anak dengan penuh suka cita, seperti bermain kelereng, sepak sabut, petak umpet, bola kasti dan banyak lagi yang membuat anak-anak selalu menikmati masa kecil yang bahagia.

"Itu ide yang bagus, habis ini kita akan bermain bersama-sama dilapangan bawah dekat jalan itu" ujar Magdalena. Kami selalu antusia dalam mengikuti apa pun permainan baru selagi itu baik untuk masa pertumbuhan kami dalam menikmati masa kecil yang indah dan tidak pernah bisa di lupakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun