Mohon tunggu...
Irfan Fandi
Irfan Fandi Mohon Tunggu... Buruh - Menulis dan Membaca adalah suatu aksi yang bisa membuat kita terlihat beda dari orang yang disekitar kita

Email : irvandi00@gmail.com || Suka Baca dan Nonton Film || Pekanbaru, Riau ||

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Si Atasan Vs Si Bawahan

22 Februari 2021   19:50 Diperbarui: 22 Februari 2021   19:55 1404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dan apabila hal ini terjadi terus menerus maka hal yang akan timbul adalah saling menyalahkan dan melempar kesalahan kepada orang lain, dan ujung-ujungnya yang menjadi korban adalah bawahan atau karyawannya. Suasana kerja tidak lagi menjadi nyaman dan bekerja pun terasa terbebani akan takutnya terulang kembali kesalahan tersebut.

Jika hal diatas terjadi, seorang karyawan berhak ikut andil untuk menyerukan hak suaranya berupa kritikan/saran dan memberikan solusi jalan keluar dari permasalahan tersebut, namun yang harus diperhatikan adalah tetap pada cara yang baik. Kapan itu dilakukan ? yaitu pada saaat meeting bersama atau sedang briefing atau menemui langsung ke ruangan atasan anda dengan cara meminta waktu sesuai aturan yang tepat dan sopan.

Satu hal yang harus diperhatikan oleh seorang karyawan adalah menahan emosi untuk melakukan pemberontakan, berupa luapan emosi, bertindak anarkis, demo dan lain sebagainya. Jadilah seorang karyawan yang bijak dan smart dalam berucap dan bertindak. Jangan tergoda dan tersulut dengan situasi kondisi yang tidak baik, tenangkan pikiran dan terus berusaha berfikir positif agar energi baik selalu mengalir dalam diri anda.

Setiap kesalahan yang terjadi merupakan tanda bahwa kita sebagai manusia yang tidak sempurna, yang masih memiliki kekurangan dan kelebihan.  Maka dari itu Allah memberikan kita akal pikiran untuk kita bisa berfikir dan mencari solusi yang terbaik dengan cara membuka forum diskusi antara karyawan dan atasan, agar terciptanya transparansi serta keterbukaan dalam bekerja sama guna untuk menghindari yang namanya perselisihan yang berujung pada pertengkaran.

Hal itu merupakan sikap bodoh dan tak berpendidikan, jika emang demikian terjadi  ? sesuatu hal tidak perlu diselesaikan dengan otot dan emosi karena tidak ada faedahnya melainkan hanya mendapatkan sakit hati dan putus komunikasi. Dalam suatu perusahaan jika sudah tidak ada komunikasi yang baik lagi, maka bersiaplah menunggu bom waktu yang akan membinasakan anda dan orang-orang didalamnya.

Suatu kerja sama yang baik terjalin antara karyawan dan atasan, akan dipastikan itu adalah hasil kerja sama team yang solid dan utuh. Karena interaksi, sosialisasi dan komunikasi antara satu dengan yang lainnya adalah suatu hal pencapaian yang harus diapresiasi dengan suatu tindakan. Seperti atasan memberikan luang waktu untuk berkumpul bersama yang dihadiri oleh seluruh karyawan atau makan bersama agar terciptanya  suatu tali persaudaraan yang baik dan erat antara pimpinan dan bawahannya.

Jangan pernah seorang pimpinan atau atasan memiliki perasaan dan keinginan untuk ditakuti oleh karyawannya, itu merupakan suatu tindakan bodoh dan amatiran bagi seorang mental pemimpin senior, jika hal itu dimiliki dan dilihat oleh bawahannya maka bisa dipastikan bawahan anda akan tidak menghargai anda dan ia akan belajar memperbaiki jika dikemudian hari memiliki kesempatan yang sama seperti posisi anda sekarang. Lalu, ia akan bertumbuh menjadi seorang pemimpin yang bermartabat, berwibawa, bertanggung jawab, loyalitas. Dengan demikian orang-orang yang berada disekeliling anda akan respect dan segan melihat anda sebagai atasan yang baik.

Menjadi seorang pemimpin yang ditakuti akan membuat karyawan tidak leluasa dalam berekspresi, sebagai contoh jika karyawan ingin melakukan sesuatu yang atas dasar inisiatif sendiri atau ada ide yang cemerlang dalam mengatasi sebuah permasalahan, karena ia merasa takut akan atasannya maka ia memilih untuk diam dan bodoh amat, karena menjadi sorotan orang banyak apabila penyampaiannya kurang berkenan dan tidak sesuai.

Namun jika ada seorang karyawan yang nekat dan melakukan kehendak tanpa sepengetahuan atasan mungkin ini adalah bentuk cara pelarian karyawan dalam menghadapi seorang atasan seperti diatas. Jadi, jangan pernah berfikir untuk menjadi seorang atasan yang ditakuti melainkan jadilah seorang atasan yang bisa memimpin dan menganyomi anggotanya sehingga timbul rasa nyaman, segan dan anda akan dihormati dengan selayaknya.

Untuk menjadi seorang atasan yang seperti dijelaskan tidaklah mudah dan butuh proses. Ada trik dan tata cara untuk bisa seperti demikian. Didunia ini tidak ada yang tidak mungkin jika kita mau terus belajar dan berusaha.Ingat sesuatu yang didapatkan tidak ada yang instan melainkan melalui proses yang panjang dan pengorbanan yang besar.

Trik menjadi seorang pemimpin yang berkarakter :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun