Mohon tunggu...
Irfan Fandi
Irfan Fandi Mohon Tunggu... Buruh - Menulis dan Membaca adalah suatu aksi yang bisa membuat kita terlihat beda dari orang yang disekitar kita

Email : irvandi00@gmail.com || Suka Baca dan Nonton Film || Pekanbaru, Riau ||

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Si Atasan Vs Si Bawahan

22 Februari 2021   19:50 Diperbarui: 22 Februari 2021   19:55 1404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hai Kompasianers . . Aku akan melanjutkan kisah pengalamanku dari postingan cerita sebelumnya yaitu Si Rajin Vs Si Pemalas, kemudian aku membuat kisah dengan seri yang berbeda yaitu Atasan (Pimpinan) dan Bawahan (Karyawan). Ini merupakan komponen penting dalam struktur organisasi perusahaan, agar pekerjaan berjalan dengan maksimal dan lancar. Semua kisah ini sesuai dengan pengalaman pribadi yang saya alami dan apabila ada hal yang sama ini mungkin tidak sengaja, semoga bisa harap dimaklumi.

Topik di atas sangat menarik untuk dibahas, seorang Pimpinan (Atasan) dan Karyawan (Bawahan) memiliki keterkaitan dan hubungan antara satu dengan yang lain. Jika salah satu tidak ada maka sebuah pekerjaan akan berantakandan tidak sesuai dengan target yang diharapkan. Seorang pimpinan dan karyawan memiliki peran penting dimasing-masing bagiannya, seorang karyawan tidak bisa bekerja jika tidak ada perintah dari seorang atasan. Begitu juga sebaliknya, seorang atasan tidak bisa menyelesaikan sebuah proyek atau pekerjaan jika tidak ada karyawannya.

Hal ini terjadi sesuai dengan kodrat kita sebagai makhluk sosial, yang saling membangun interaksi dan hubungan komunkasi yang baik agar terciptanya sebuah keharmonisan dalam bekerja, seperti tolong menolong, menghargai dan menghormati antara satu dengan yang lain.

Hal yang membedakan antara atasan dengan karyawan adalah sebuah jabatan/posisi. Antara kedua belah pihak merupakan sebuah kelompok yang harus saling berkoordinasi dan bekerja sama antara satu dengan yang lain. Namun, hal yang harus diingat adalah antara atasan dengan karyawan memiliki benang merah/batasan. Seorang pemimpin mempunyai andil yang lebih banyak dan kursial (penting). Karyawan hanya melaksanakan tugas dan perintah yang telah diberikan kepadanya untuk dikerjakan sampai tuntas dan selesai.

Tapi, karyawan mempunyai hak suara untuk menyampaikan ide dan masukan saran serta kritik untuk seorang atasan agar atasan tidak jatuh pada jalan yang salah. Seperti memaksakan kehendak pribadi tanpa memperdulikan anggotanya, seperti memerintah dan menghakimi se enaknya dan lan-lain.

Seorang atasan tidak mungkin selalu benar karena kita yang hidup di dunia ini tidak ada yang sempurna melainkan banyak kekurangannya, itulah guna seorang atasan memiliki bawahan untuk saling berkomunikasi dan menjaga kerukunan dalam bersosialisasi baik itu di tempat kerja dan di luar jam kerja. Pada intinya adalah "Saling mengingatkan untuk sebuah kebaikan."

Seorang pemimpin yang baik adalah memiliki sifat tanggung jawab, loyalitas, dedikasi, integritas, wibawa yang tinggi, simpati, empati, kharismatik serta yang paling penting adalah jujur. Seorang pemimpin yang berhasil adalah bagaimana ia bisa membimbing dan mengayomi anggota selayak-layaknya hingga menjadi karyawan yang tangguh dan cakap, sehingga dapat menyelesaikan pekerjaan dengan cepat dan efisien.

Tugas seorang pemimpin tidak semudah apa yang kita bayangkan, menurut kita seorang pemimpin hanya bertugas memberikan perintah tugas untuk dikerjakan kepada anggotanya saja. Itu tidak cukup benar karena seorang pemimpin bertanggung jawab penuh dari awal kerja dimulai hingga tuntas dan selesai pekerjaan tersebut, atau bisa saja kemungkinan terjadi dilapangan tidak sesuai dengan harapan dan adanya sebuah permasalahan. Pada saat itu sikap dan keputusan yang harus dibuat dapat dipikirkan secara matang dan hati-hati agar tidak ada  yang dirugikan oleh salah satu pihak.

Ucapan dari seorang pimpinan adalah suatu kebijakan yang harus dipatuhi dan dilaksanakan, maka dari itu seorang atasan selalu berhati-hati dalam berucap. Jika ia ingin menyampaikan sesuatu yang penting maka ia akan memikirkan hal tersebut dengan matang, seperti berdiskusi dengan orang lain dan mencari referensi yang bisa menguatkan kebijakan tersebut harus dilaksanakan.

Namun jika suatu ucapan dan perkataan seorang pimpinan itu sering berubah-ubah dan tidak konsisten dengan ucapannya, maka jangan pernah anda salahkan karyawan anda yang tidak menghargai dan menghormati anda. Karena seorang pimpinan dimata karyawannya adalah seorang petunjuk arah atau nahkoda kapal yang memberikan tugas serta aturan kepada awaknya jika terjadi sesuatu diatas kapal.

Jika seorang pimpinan tidak bisa melakukan hal tersebut maka bersiap-siaplah menunggu waktu jika perusahaan akan hancur atau tidak berkembang secara bertumbuh pesat, melainkan stuck jalan ditempat dan tidak ada kontribusi yang signifikan. kendala yang akan dihadapi pasti sama saja atau malah bertambah menjadi rumit sehingga waktu yang luang terbuang sia-sia dan mubazir.

Tindak tanduk seorang pimpinan juga menjadi perhatian oleh seluruh karyawannya, salah dalam mengambil tindakan maka akan membawa malapetaka bagi seluruh karyawan, dirinya sendiri dan juga perusahaan. Hal ini akan menjad sorotan tajam dan perhatian terhadap kualitas dan kuantitas anda sebagai seorang pimpinan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun