14 Februari, hari yang umumnya di kenal sebagai hari kasih sayang (valentine day) selalu hangat dan bahkan panas diperbincangkan setiap tahunnya menjelang bulan februari, baik dari kalangan muda sampai para ulama.. Tak jarang memunculkan perpecahan, pengharaman, pengecaman bahkan pengkafiran...
Bukankah demikian malah menjadikan "kebenaran" semakin jauh dari kasih sayang.?
Tak sedikit meme dan pamflet bertebaran baik melalui media sosial maupun tempelan di dinding dan tembok pinggiran jalan yang berisikan kecaman atau pengharaman mengenai hari ini (hari zina internasional)..
Yang menjadi perhatian adalah penyempitan makna akan kasih sayang sudah terjadi saat ini.. Kasih sayang hanya disekat sebatas pembagian cokelat, bunga, atau benda-benda lain yang bersifat material, namun tak heran generasi millenial jaman now sudah terinveksi virus materialistik (Semoga bersambung tulisan mengenai Materialistik).
Harusnya makna kasih sayang tak sekerdil itu.. Kasih sayang tak bisa dibatasi oleh hari, tanggal, bahkan tahun... Kasih sayang harus melekat atau bahkan menyatu dalam setiap diri manusia melalui tahalli sifat Tuhan yaitu Rahman dan RahimNya..
Ketika persemayaman sifat tersebut bersarang dalam qalbu setiap insan maka takkan ada lagi perpecahan berujung kehancuran antar sesama..
Ketika kau mampu berbagi meskipun hanya secuil, kau sudah berkasih sayang..
Namun kasih sayang tak hanya sebatas materi...
Secara sederhana, saat kau membantu kakek tua menyebrangi jalan raya kau sudah berkasih syang...
Saat kau mengajari anak anak membaca, kau sudah berkasih sayang...
Bahkan banyak wujud tajalli sifat Rahman RahimNya yang bisa di implementasikan untuk menebar Rahmatan lil alamin...