Di keseharian seringkali saya temukan penggunaan sholat istikhoroh pada momen ketika ada seseorang yang mau menikah. Biasanya ketika mereka datang ke kawan, ustadz, orang tua, sanak kerabat dan orang orang yang dianggap pas untuk memberikan wejangan sebelum memutuskan ya atau tidak. Saran sholat istikhoroh menjadi salah satu saran yang sering didengar.
Artikel ini tidak membahas hukum sholat istikhoroh. Artikel ini hanya ingin membahas pengalaman dan pembacaan mengenai manfaat bagi yang melakukan yang ternyata membuka mata penulis bahwa pemakaian sholat istikhoroh itu begitu luas dan luar biasa.
Misalnya, penulis pernah membaca sebuah artikel mengenai M. Natsir, saat ia ditanya mengapa ia ikut menandatangani petisi untuk Soeharto yang mengakibatkan beberapa hal kurang baik (dalam pandangan orang) menimpanya. Ia menjawab dengan mantap karena sebelum tanda tangan, saya sudah sholat istikhoroh. Saya jadi berpikir mantap kali bila ini jadi kebiasaan para politisi, pegawai negeri, kepala daerah, pegawai BUMN, dan semua pelayan publik negeri ini.
Contoh lainnya adalah misalnya seorang ulama ahli mengumpulkan hadits bernama Imam Bukhari. Dalam satu artikel mengenai dirinya, saat ia akan menuliskan hadist dalam kitabnya, ia melakukan sholat dua rakaat, istikhoroh minta petunjuk kepada Allah. Begitu terasa mantap, ia akan menuliskan.
Kedua contoh ini jadi penegasan bagi diri saya, bahwa sholat istikhoroh itu begitu luas dan sangat penting dipakai dalam kehidupan. Berkaca dari inspirasi cerita ini, penulis sering membiasakan saat punya rencana, setelah dituliskan, lalu sholat dua rakaat untuk minta petunjuk kira kira mana yang paling tepat. Yang paling terasa itu adalah ketenangan muncul. Dalam ilmu psikologi yang saya pelajari, kemunculan rasa tenang merupakan salah satu indikator anda bisa mudah mengatasi masalah.
Begitu saja mungkin sharing nya
moga bermanfaat
Salam hangat