Mohon tunggu...
Irfan Aulia
Irfan Aulia Mohon Tunggu... Administrasi - Psikolog

Pejalan Kaki, menyenangi tema psikologi positif, psikologi konsumen dan psikologi politik & kebijakan publik, aktif mengajar dan melakukan riset di tiga tema tersebut sambil mempraktekkan ilmu yang didapat

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Butuh Kompas Kehidupan? Mudahkan dengan Sholat Istikhoroh

1 Juni 2013   06:56 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:42 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di keseharian seringkali saya temukan penggunaan sholat istikhoroh pada momen ketika ada seseorang yang mau menikah. Biasanya ketika mereka datang ke kawan, ustadz, orang tua, sanak kerabat dan orang orang yang dianggap pas untuk memberikan wejangan sebelum memutuskan ya atau tidak. Saran sholat istikhoroh menjadi salah satu saran yang sering didengar.

Artikel ini tidak membahas hukum sholat istikhoroh. Artikel ini hanya ingin membahas pengalaman dan pembacaan mengenai manfaat bagi yang melakukan yang ternyata membuka mata penulis bahwa pemakaian sholat istikhoroh itu begitu luas dan luar biasa.

Misalnya, penulis pernah membaca sebuah artikel mengenai M. Natsir, saat ia ditanya mengapa ia ikut menandatangani petisi untuk Soeharto yang mengakibatkan beberapa hal kurang baik (dalam pandangan orang) menimpanya. Ia menjawab dengan mantap karena sebelum tanda tangan, saya sudah sholat istikhoroh. Saya jadi berpikir mantap kali bila ini jadi kebiasaan para politisi, pegawai negeri, kepala daerah, pegawai BUMN, dan semua pelayan publik negeri ini.

Contoh lainnya adalah misalnya seorang ulama ahli mengumpulkan hadits bernama Imam Bukhari. Dalam satu artikel mengenai dirinya, saat ia akan menuliskan hadist dalam kitabnya, ia melakukan sholat dua rakaat, istikhoroh minta petunjuk kepada Allah. Begitu terasa mantap, ia akan menuliskan.

Kedua contoh ini jadi penegasan bagi diri saya, bahwa sholat istikhoroh itu begitu luas dan sangat penting dipakai dalam kehidupan. Berkaca dari inspirasi cerita ini, penulis sering membiasakan saat punya rencana, setelah dituliskan, lalu sholat dua rakaat untuk minta petunjuk kira kira mana yang paling tepat. Yang paling terasa itu adalah ketenangan muncul. Dalam ilmu psikologi yang saya pelajari, kemunculan rasa tenang merupakan salah satu indikator anda bisa mudah mengatasi masalah.

Begitu saja mungkin sharing nya

moga bermanfaat

Salam hangat

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun