Mohon tunggu...
Irfan Maulana
Irfan Maulana Mohon Tunggu... Freelancer - Buku Dan Pena Adalah Sahabat Saya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Lahir 11 Juli 1997 Hobi menulis adalah hobi saya selain membaca dan olahraga merupakan hobi dari saya .

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Drama All England , "Unfair" dan Netizen Indonesia

18 Maret 2021   16:38 Diperbarui: 18 Maret 2021   16:45 1182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti . Sumber: Badminton Indonesia & Kompas TV

Tepat pada hari Kamis 18 Maret 2021 pagi WIB , para pemain bulutangkis Indonesia termasuk pecinta badminton lovers Indonesia dibuat geram , kecewa dan ambyar . Pasalnya setelah menerima kabar yang cukup mengejutkan  , dan diantaranya adalah Tim bulutangkis Indonesia dipaksa untuk mundur atau walkout dari ajang All England 2021 super 1000 yang berlangsung di Arena Birmingham Inggris .

All England 2021 sendiri sejatinya berlangsung mulai Rabu 17 Maret 2021 hingga babak final pada Minggu 21 Maret 2021 mendatang , namun demikian dengan adanya peristiwa ini , yang mau tidak mau harapan tim bulutangkis Indonesia untuk meraih gelar juara All England pun pupus begitu saja .

Menurut informasi yang ada dan dikutip dari berbagai sumber , Tim bulutangkis Indonesia harus dipaksa untuk mundur atau walkout setelah ditemukan kasus konfirmasi positif Covid-19 oleh salah satu penumpang . Menurut Ricky Soebagja yang juga merupakan tim manager bulutangkis Indonesia dan juga mantan pemain bulutangkis Indonesia diera 1990 hingga 2000an mengatakan ada sebanyak 20 atlet atau pemain yang mendapatkan email dari otoritas kesehatan Inggris yang dimana mereka harus segera meninggalkan Arena Birmingham untuk kemudian segera melakukan isolasi mandiri ditempat karantina .

Ditambah lagi dengan beredarnya beberapa video atau foto yang menggambarkan tim ofisial tim bulutangkis Indonesia yang dipaksa untuk jalan kaki , yang seharusnya menggunakan bus atau angkutan yang telah disediakan oleh pihak penyelenggara .

Ini menjadi catatan tersendiri , miris dan tragis , mungkin yang pastinya tidak akan pernah terlupakan dalam sejarah bulutangkis Indonesia maupun dunia . Selain itu yang menjadi polemik adalah Neslihan Yigit , pemain tunggal putri asal Turki yang dikabarkan satu pesawat dengan tim bulutangkis Indonesia , namun dirinya tetap bisa bertanding dan lolos ke babak selanjutnya . Neslihan Yigit sendiri dibabak berikutnya akan hadapi lawannya Akane Yamaguchi asal Jepang .

Ini yang menjadi pertanyaan besar bagi kita semua ? Selain itu ada satu masalah lain yang dimana ada indikasi kecurangan . Pada saat Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan Ganda Putra Indonesia saat hadapi lawannya Ben Lane/Sean Vendy asal Inggris , laga sempat menuai kritik bahkan protes . Dan Service Judge juga kebetulan berasal dari Inggris , tentu saja ini menjadi kejanggalan dan tanda-tanda yang tidak mengenakkan bagi tim bulutangkis Indonesia .

Padahal , tim bulutangkis Indonesia juga sebelumnya sudah memainkan beberapa pemainnya dibabak awal atau babak 32 Besar . Diantaranya adalah ganda putra Indonesia Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo yang berhasil meraih kemenangan atas pasangan Inggris yaitu Matthew Clare/Ethan Van Leeuwen dengan rubber game yaitu 21-12 , 19-21 , 21-9 . Begitu juga dengan pemain tunggal putra Indonesia Jonatan Christie yang berhasil meraih kemenangan atas Kunlavut Vitidsarn asal Thailand dengan dua set langsung yaitu 21-13 , 24-22 .

Sementara itu , ganda putra Indonesia Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan juga berhasil meraih kemenangan atas pasangan Inggris yaitu Ben Lane/Sean Vendy dengan rubber game yaitu 21-18 , 19-21 , 21-19 .

Dan pertandingan sisanya antara Anthony Sinisuka Ginting , Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti serta Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto gagal tanding dan dinyatakan walkover .

Padahal ditahun-tahun sebelumnya , tim bulutangkis Indonesia berhasil meraih gelar juara All England , antara lain : Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan yang berhasil meraih gelar juara pada tahun 2019 , serta Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti yang juga berhasil meraih gelar juara pada tahun 2020 .

Lalu bagaimana dengan kata "Unfair" dan Netizen Indonesia ? Apa hubungannya ? . Ini yang menjadi perhatian bersama dan sorotan, pasalnya setelah menerima kabar tersebut , awalnya dari unggahan foto dari akun Instagram Marcus Fernaldi Gideon yang setelah itu menjadi viral di media sosial .

Kemudian , hampir semua pemain maupun atlet tim bulutangkis Indonesia menyayangkan dan menyesali hal ini . Dengan kutipan seperti " BWF Must Be Responsible " , "Unfair" . Hingga akhirnya yang membuat para netizen yang juga pecinta badminton lovers Indonesia dibuat geram dan langsung ramai-ramai menyerbu akun media sosial dari BWF atau Badminton World Federation yang juga merupakan organisasi bulutangkis dunia dengan berbagai kritikan dan ragam komentar .

Selain itu , kata-kata atau isu boikot dan "Stop All England 2021 " juga mewarnai trending topik media sosial dan  menjadi cerita lainnya dibalik drama All England yang tahun ini dicap menjadi tahun terburuk untuk penyelenggaraannya . Rasa yang kemudian haru bercampur pilu menjadi satu , yang pastinya sebagian orang mengatakan ini yang namanya sakit tidak berdarah .

Tetap semangat untuk tim bulutangkis Indonesia , semoga ada hikmah di balik semua ini . Tentunya dengan harapan dikemudian hari tidak terjadi lagi . Demikian saya Irfan Maulana terima kasih dan salam olahraga .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun